Marin belum sekalipun merasakan sebagai juara meski sudah tampil dalam lima kali Indonesia Terbuka. Tahun lalu, dia tersingkir semifinanl usai dikalahkan tunggal putri China, Wang Yihan, lewat rubber gim 21-16, 11-21, dan 17-21.
Kini, dia datang ke JCC Plenary Hall, Senayan, Jakarta dengan bekal lebih meyakinkan. Marin adalah pemilik medali emas Olimpiade Rio dan pemilik dua gelar juara dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
[Baca Juga: Duet Carolina Marin dan La Liga di Jakarta: Olahraga Spanyol Tak Hanya Sepakbola]
"Saya selalu berkata bahwa lawan terbesar saya adalah diri saya sendiri karena saya tahu semua orang ingin menang disini, saya akan mencoba mendapatkan gelar. Saya tahu ini akan sulit tapi saya akan lakukan yang terbaik," ungkap dia.
Selain penasaran dengan gelar juara di Indonesia, Marin juga terkesan dengan masyarakat yang begitu mencintai bulutangkis.
"Hadiah adalah hal yang baik menurut saya. Tapi kenapa Indonesia Open adalah turnamen favorit saya? Karena di sini saya menemukan bagaimana orang-orang hidup dengan bulutangkis dan mereka mempunyai berbagai cara untuk mendukung bulutangkis. Di sini begitu berbeda karena itulah saya menyukainya," katanya.
"Saya pikir saya tidak punya hal buruk tentang mereka, karena saya sangat mengapresiasi semua dukungan ketika saya bermain di sini atau di negara lain. Mereka mengikuti sosial media saya dan memberikan dukungan besar bagi kami semua," katanya.
Marin akan tampil sebagai unggulan kedua di Indonesia Open 12-18 Juni nanti. Dia akan mengahadapi Chen Xiaoxin dari China di babak pertama.
(mcy/fem)