Mimpi buruk harus dijalani Wawrinka dalam 22 menit pertandingan di lapangan Philippe Chatrier, Roland Garros, Paris, Minggu (11/6/2017). Bisa jadi momen itu menjadi momen terburuk dalam karier dia.
Laga final itu memang bergulir dalam tempo dua jam dan lima menit, namun sejatinya pertandingan benar-benar dimainkan 21 menit dan 59 detik. Dalam durasi itu, Nadal berhasil memenangi 62 persen poin, dengan mengklaim 94 dari 151 poin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika kalian menghadapi dia dalam sebuah pertandingan, dia adalah sosok petarung yang luar biasa. Apalagi di lapangan tanah liat," kata Wawrinka seperti dikutip BBC.
"Dia akan selalu bisa mengembalikan bola. Bola itu akan selalu berupa pukulan spin. Bola-bolanya selalu berbeda dibanding pemain lain dengan permukaan lapangan seperti ini," ucap dia.
Selain memiliki teknik yang spesial di lapangan tanah liat, Wawrinka menilai Nadal selalu mampu menjatuhkan mental petenis lawan. Dia bisa menunjukkan kharisma yang berbeda di atas 'kerajaannya' itu.
"Dia mampu menciptakan keraguan sehingga kalian tak memiliki nyali untuk mengalahkan dia. Di atas lapangan tanah liat, pergerakan dia menjadi lebih sulit diprediksi," tutur Wawrinka.
"Setiap kali menghadapi Rafa, kalau kalian tak bisa membebaskan pikiran dan tak tampil relaks maka habislah kalian. Itulah yang terjadi kepada saya hari ini. Ya, hari ini dia menyuguhkan permainan terbaiknya," ucap dia.
(fem/mfi)