Kata Panitia soal Penyelenggaraan Indonesia Open 2017 Sejauh Ini

Kata Panitia soal Penyelenggaraan Indonesia Open 2017 Sejauh Ini

Mercy Raya - Sport
Sabtu, 17 Jun 2017 15:05 WIB
Pertandingan Indonesia Open 2017 (Foto: Grandyos Zafna)
Jakarta - Indonesia Open 2017 mendekati fase akhir. Pihak panitia pun berbicara mengenai proses penyelenggaraan sejauh ini, mulai dari kendala sampai tingkat kepuasan.

Indonesia Open kali ini dihelat di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, dan berlangsung sejak Senin (12/6/2017) lalu hingga Minggu (18/6) besok.

"Secara keseluruhan kita harus bersyukur sampai pagi ini masih berjalan sesuai dengan rencana yang kami jalankan. Itu satu hal yang harus disyukuri," kata Ketua Panitia Penyelenggara Indonesia Open Achmad Budiharto, kepada detikSport, Sabtu (17/6).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedari awal, penyelenggaraan sudah diganggu sejumlah kendala. Dari angin yang berdampak pada permainan di lapangan, waktu penyelenggaraan yang molor, hingga masalah lampu.

Diakui Budiharto, sempat ada kendala dari dalam dan area luar JCC. Namun hal itu bisa segera diatasi meskipu ia mengakui belum maksimal.

"Kemarin sempat ada kendala pada lampu, karena ada pemindahan sentral kontrol jadi membuat kabel belum terpasang dengan baik. Tapi langsung bisa diantisipasi," katanya.

Selain lampu, imbuh Budiharto, ada pula kendala lain. Utamanya soal lantai yang sempat membuat harap-harap cemas panpel. Namun, secara umum penyelenggaran sejauh ini disebutnya cukup memuaskan pihak panitia.

"Awalnya lantai tidak bisa stabil karena yang kami tempati ini bukan tempat olahraga tapi ruang serbaguna. Sehingga saat kami membangun banyak kabel di bawah jadi harus dilapisi karpet. Jadi kami masih harus lapisi kembali meski ternyata tidak cukup. Sampai kemudian, kami memutuskan untuk mencari triplek, setebal 18 mili dan selebar 1800 m2. Itu tidak mudah apalagi hanya dalam waktu hitungan jam. Itu yang jadi kendala. Tapi alhamdullilah masalah lantai ternyata masih bisa bertahan," ungkap Budiharto.

"Kendala kedua muncul dari sirkulasi udara, karena setting untuk serbaguna sehingga air conditionir sentral sehingga membuat tribulance. Terpaksa kami harus gunakan pemasangan AC baru. Dan, sekali lagi karena kami belum menguasai medan jadi memberikan impact. Di awal kami banyak keluhan dan membuat dilema. Satu sisi kita harus menjaga temperatur udara agar tidak lebih dari 32 derajat celcius. Satu sisi, itu membuat tribulance juga.

"Sampai akhirnya kami kemarin terpaksa simulasikan pada malam hari. Jadi sebelum ada pertandingan, kami manpatkan dulu, AC sentral kami nyalakan supaya terkondisi dingin. Jadi pada saat main hanya gunakan AC pinggiran untuk menjaga kondisi ruangan saja. Salah satunya itu, tapi kalau durasinya cukup lama memang jadi sedikit panas. Tapi secara keseluruhan sejauh ini kami puas lah. Dari BWF pun sejauh ini belum ada keluhan," bebernya.


(mcy/krs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads