PBSI hanya meloloskan empat wakil ke babak perempatfinal turnamen berhadiah total Rp 13 miliar di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta mulai 12-18 Juni itu. Dalam prosesnya, Sabtu (17/6/2017), tinggal Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang melaju sampai ke babak final.
Setelah babak kedua Indonesia Open selesai digelar, Ketua Umum PP PBSI Wiranto pun dimintai keterangan oleh awak media. Dia menyebut akan membenahi pelatnas yang dibangun sejak 1982 dan belum pernah direnovasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi berita tersebut, PBSI memberikan konfirmasi jika keterangan membenahi pelatnas memang masuk rencana kerja PP PBSI periode 2016-2020. Bahkan, jauh sebelum Indonesia Open digulirkan.
"Fasilitas memang konsen kerja kepengurusan PBSI, bahkan kembali disampaikan pada perayaan HUT PBSI. Jadi, secara langsung persiapan Indonesia bukan terkait langsung dengan fasilitas pelatnas," kata Ricky Soebagdja, kasubbid Humas PP PBSI.
"Konsen itu jelas dan sudah disampaikan sejak awal. Soal waktu mulai kapan (renovasi) belum bisa kami sampaikan," ucap pemilik medali emas Olimpiade 1996 Atlanta itu.
Soal evaluasi para pemain pelatnas Cipayung di Indonesia Open, Ricky belum dapat menjelaskan secara detail. Itu menjadi kewenangan kepala bidang pembinaan dan prestasi PP PBSI, Susy Susanti.
"Dari target awal yang disampaikan untuk mendapatkan gelar juara nomor ganda putra itu sudah lewat dan target itu tidak tercapai. Terlepas Kevin ada cedera tapi ada beberapa pemain, misalnya Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang lolos ke semifinal. Kami harapkan ada Ricky/Angga tapi lepas. Owi/Butet secara kelasnya memang layak dan peluang (untuk juara) itu cukup besar," ungkap Ricky.
"Untuk evaluasi dari pelatih kami masih menunggu laporan pelatih. Detailnya belum ada, binpres belum bahas itu," ucap dia.
(fem/nds)