Evaluasi Pelatih Setelah Tradisi Emas Ganda Putra di SEA Games Terhenti

Evaluasi Pelatih Setelah Tradisi Emas Ganda Putra di SEA Games Terhenti

Femi Diah - Sport
Senin, 04 Sep 2017 13:30 WIB
Foto: dok Humas PBSI
Jakarta - Tradisi medali emas ganda putra di SEA Games terhenti di Kuala Lumpur. Asisten pelatih, Aryono Miranat, membeberkan situasi dan evaluasinya.

Indonesia menurunkan dua wakil pada nomor ganda putra SEA Games 2017, Berry Angriawan/ Hardianto dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Tapi, keduanya gagal ke babak final.

Berry/Hardianto dikalahkan unggulan pertama asal Thailand, Bodin Isara/Nipitphon Phuangphuapet, di babak perempatfinal. Adapun Fajar/Rian yang tampil sebagai unggulan kedua dikandaskan seeded keempat Kittinupong Kedren/Dechapol Puavaranukroh (Thailand) di babak semifinal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam prosesnya, Dechapol/Kedren yang keluar sebagai juara dan berhak membawa pulang emas. Sebaliknya, bagi Indonesia dengan kegagalan Berry/Hardianto dan Fajar/Rian, tradisi emas ganda putra yang dibangun sejak 2005 pun terhenti.

"Memang kali ini kita gagal di ganda putra perorangan, tapi berkontribusi mendapatkan emas pada nomor beregu. Pertama, Thailand memang bawa full team dan para pemain kita 50-50 kalau berjumpa dengan ganda-ganda Thailand itu. Kedua, anak-anak ini tampil bagus sekali di nomor beregu, kemungkinan saat tampil di nomor perorangan lengah, energi sudah habis di beregu sehingga tidak bisa menjaga momentum," kata Aryono yang dihubungi detikSport, Senin (4/9/2017).

"Perbaikannya tinggal pada konsistensi permainan, sehingga bisa stabil dari poin awal sampai akhir. Tidak perlu sampai bongkar pasang di nomor ini," tutur dia.

"Setelah ini mereka akan tampil di Korea dan Jepang Open," ujar Aryono. Dua ajang itu dihelat beruntun dengan Korea Open dimulai 12-17 September dan berlanjut Jepang Open mulai 19-24 September.


(fem/krs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads