Sebagai unggulan ketiga, Gregoria memang diunggulkan untuk menjadi juara dunia junior mulai 9-22 Oktober. Pebulutangkis asal Wonogiri, Jawa Tengah itu, berbekal runner-up Kejuaraan Asia Junior 2016 di Bangkok, Thailand dan memperkuat tim Indonesia untuk Piala Uber 2016 dan Piala Sudirman 2017.
Gregoria memastikan predikat juara dunia itu usai mengalahkan wakil China, Han Yue, pada final Minggu (22/10/2017) di GOR Among Rogo, Yogyakarta. Pemain 18 tahun itu menang dengan skor 21-13, 13-21, 24-22.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Grego main bagus, China juga main bagus. Menang kalah kemarin dekat banget. Puji Tuhan kita yang dikasih menang," kata Minarti yang dihubungi detikSport, Selasa (24/10).
"Tapi, memang ada peningkatan sedikit dari Grego, kakinya lebih kuat sedikit dan pukulan-pukulannya lebih mematikan. Juga, semangat ndak mau kalahnya beda. Beda sama waktu idi AJC kemarin," dia menjelaskan.
Minarti dan barisan pelatih tunggal putri memang tidak menyiapkan latihan khusus untuk Gregoria menjelang keberangkatan ke Yogyakarta. Para pelatih berfokus menguatkan tumpuan Gregoria.
"Memang sudah waktunya Grego juara, kan ini kejuaraan dunia junior terakhir dia. Polesan khusus ndak ada. Hanya belajar dari kekalahan di AJC kemarin, memang latihan fisik dan penguatan kaki lebih difokuskan, juga mental dia di lapangan harus lebih kokoh, tegar jangan klemar-klemer," ujar pemilik perak Olimpiade 2000 Sydney itu.
Selain Gregoria, Indonesia mendapatkan satu gelar lain dari ganda campuran. Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari menjadi jawara usai memenangi All Indonesian Final melawan Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti, 21-23, 21-15 dan 21-18.
(fem/nds)