Jarak Antarkursi di Tribune Istora Terlalu Sempit, Ini Alasannya

Jarak Antarkursi di Tribune Istora Terlalu Sempit, Ini Alasannya

Mercy Raya - Sport
Sabtu, 20 Jan 2018 04:28 WIB
Foto: Agung Pambudhy/detikSport
Jakarta - Jarak kursi tribune di Istora Senayan dinilai terlalu sempit. Pengelola beralasan hal itu sebagai bentuk edukasi penonton.

Menjelang Asian Games 2018, PPK GBK bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berupaya mengembalikan keaslian Istora. Bangunan tambahan dibuat terpisah dari Istora dengan desain berbentuk U satu lantai.

Kendati kembali ke gaya asli, Istora bakal didukung oleh fasilitas terkini. Kebaruan itu bakal terasa pada tribune penonton dengan single seat, ruang ganti pemain, toilet untuk penonton, rangka jendela, tirai elektronik, daya lampu, dan teknologi yang dimiliki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, khusus kursi ada sedikit kendala lantaran jarak antara kursi satu dengan yang lainnya sangatlah sempit sehingga alur keluar masuk penonton ketika pertandingan berlangsung bisa terganggu.

Menanggapi itu, pihak pengelola mengatakan telah mengaturnya sesuai peruntukannya. Demikian seperti yang disampaikan oleh Manajer pertandingan Indonesia Masters, Basri Yusuf.

Indonesia Masters adalah event pertama di Istora setelah direnovasi. Turnamen bulutangkis ini akan digelar pada 23-28 Januari 2018.

Basri, yang meninjau Istora secara langsung terkait persiapan Indonesia Masters 2018, sempat menanyakan kepada pihak pengelola terkait komplain soal kursi-kursi tersebut.

Jarak Antarkursi di Tribune Istora Terlalu Sempit, Ini AlasannyaKursi-kursi di tribune Istora Senayan (Agung Pambudhy/detikSport)

"Kursi memang didesain demikian. Sebenarnya bukan jaraknya sempit, tetapi ketika penonton masuk dan melewati penonton lain yang sudah duduk, maka sebaiknya penonton lain berdiri agar alurnya lancar. Itu pula kenapa kursinya dibuat seperti kursi lipat, agar ketika ada penonton yang masuk bisa lewat di depannya," Basri menjelaskan.

Selain kursi tribune, sebenarnya ada catatan lain. Seperti yang terpantau detikSport, masih ada fasilitas yang tidak berfungsi sempurna. Misalnya westafel di toilet pria yang mampet, kemudian air yang masih mengeluarkan bau material.

Sementara itu, fasilitas dispenser air minum langsung belum bisa digunakan lantaran belum ada sertifikatnya.

"Untuk air minum langsung kami memang tidak mengizinkan atlet minum karena itu belum ada sertifikatnya. Jadi saya minta ditutup," kata Asisten Deputi Turnamen Manajer Indonesia Masters, Mimi Irawan.


(mcy/mfi)

Hide Ads