Sigit/Candra menjalani babak final All England 2003 itu dengan menghadapi ganda Korea Selatan, Lee Dong Soo/Yoo Yong Sung. Pasangan Negeri Ginseng itu bukan lawan yang asing. Mereka kalah menang di turnamen sebelumnya.
Bagi Sigit, All England juga bukan turnamen baru. Dia melaju ke babak semifinal pada 1998 kemudian mencapai final pada 2001. Tapi waktu itu, Sigit menyerah di tangan sesama ganda putra Indonesia, Tony Gunawan/Halim Haryanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah, saat All England 2003 itu, saya hanya berpikir, jangan sampai saya membuang kesempatan yang saya dapatkan," kata Sigit dalam perbincangan dengan detikSport.
Sigit, yang kini masuk dalam jajaran pelatih PB Djarum Kudus itu, mengakui atmosfer All England sangat berbeda dengan turnamen lain. Ajang itu merupakan turnamen bulutangkis tertua di dunia.
[Baca Juga: Tugas Kevin/Marcus: Pertahankan Gelar & Teruskan Rintisan Christian/Ade Chandra]
"Bisa dibilang lebih prestisius, sama seperti Indonesia Open. Itu turnamen yang luar biasa dan mempunyai kharisma sebagai turnamen paling tua," Sigit menjelaskan.
"Siapapun pemain bulutangkis pasti berharap untuk jadi juara All England. Begitu pula saya," ujar Sigit.
Pesan Sigit untuk Kevin/Marcus di Final All England 2018
Dengan magis dan kharisma All England itu, Sigit mengakui tidak mudah untuk bisa melaju ke final. Makanya, dia sekaligus mengingatkan agar Kevin dan Marcus, yang lolos sendirian ke final, memanfaatkan kesempatan untuk menjadi penyelamat muka Indonesia sekaligus memertahankan gelar juara.
[Baca Juga: Jadwal Live Streaming Final All England 2018]
"Saya berharap agar mereka bisa menjadi yang terbaik. Sebab, kesempatannya ada. Kesempatan untuk bisa mempertahankan apa yang tengah mereka capai saat ini," ujar Sigit.
![]() |
Juara dunia 1997 di Glasgow itu optimistis Kevin/Marcus akan memertahakan gelar juara. Menilik hasil dua pertandingan terakhir dengan Mathias Boe/Carsten Mogensen, Kevin/Marcus selalu menang.
Hanya saja, Sigit wanti-wanti agar Kevin/Marcus tak menyepelekan lawan. Sebab, besar kemungkinan dua kekalahan sebelumnya itu bakal menjadi penyulut rasa marah Boe/Mogensen dan berupaya sebisa mungkin untuk balas dendam.
"Dari sisi permainan secara head to head dua pertemuan terakhir mereka, pemain kita menang. Tapi, dalam hal ini saya berharap mereka nggak lengah dengan kemenangan yang kemarin, namun harus lebih waspada karena mereka menang dua kali lawan tetntunya ingin mengalahkan dan pertandingan ini cukup bisa dibilang prestisius," ujar Sigit.
---
Bagi Anda yang ingin anak-anak menjadi bintang seperti mereka, segera ikuti audisi Umum Djarum Beasiswa ini. Informasi lebih lanjut bisa dilihat di sini. (fem/nds)