Prestasi Fitriani dan Ruselli Jalan di Tempat, Kenapa Dipertahankan di Pelatnas?

Prestasi Fitriani dan Ruselli Jalan di Tempat, Kenapa Dipertahankan di Pelatnas?

Mercy Raya - Sport
Jumat, 11 Jan 2019 20:05 WIB
Foto: dok. Humas PBSI
Jakarta - Fitriani dan Ruselli Hartawan tak menunjukkan perkembangan prestasi yang signifikan setahun terakhir. Tapi, mereka bertahan di pelatnas PBSI.

PBSI menetapkan 96 pebulutangkis putra dan putri yang mengisi jajaran pelatnas utama dan pratama di Cipayung. Selain Gregoria Mariska Tunjung, PBSI mempertahankan Fitriani, dan Ruselli di pelatnas dan berstatus pemain yang akan mengikuti program menuju Olimpiade 2020 Tokyo.

Keputusan itu bertolak belakang dengan pernyataan Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, sebelumnya. Dia pernah menyebut akan mengganti pemain yang tidak berkembang dengan pemain junior yang berpotensi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi, kami berhitung. Dalam jangka waktu dua tahun ini, 1,5 tahun lah, junior yang kami punya, rangkingnya masih jauh di bawah. Untuk mengejar (ke Olimpiade), kami juga melihat kualitas dia. Jika super, bisa cepat naik ke atas seperti Gregoria, tapi kalau yang tidak super ya? Kami kan ingin memasukkan dua atlet/dua pasang setiap sektor (di Olimpiade)," kata Susy kepada detikSport, Jumat (11/1/2019).


Susy ingin menciptakan persaingan di antara Fitriani dan Ruselli untuk mengejar rangking Olimpiade yaitu 16 besar. Saat ini Gregoria ranking ke-15 dunia, Fitriani (33), dan Ruselli (51).

"Saya akan memberi kesempatan mereka bersaing seadil-adilnya kepada siapapun untuk menemani Gregoria. Menemani itu bukan berarti tugasnya enak-enak ya. Jika tak masuk dicoret, bukan dalam prioritas," dia menjelaskan.

"Pasti ada alasan lah. Target kami kan masukkan dua atlet (tunggal putri) jika tidak dimasukkan prioritas hanya yang biasa-biasa saja, maka tidak ada fasilitas yang lebih untuk mereka bersaing," ujarnya menambahkan.

"Pun kalau mau memasukkan yang di bawahnya paling dekat Aurum Oktavia Winata dan Choirunnisa, itu pun rangkingnya 200-an. Apalagi yang junior belum ada rangking. Nah, jika ingin mengejar masuk Olimpiade dengan kualitas dan standar sekarang ini masih belum mampu lah. Tinggal ke atletnya mau atau tidak," ujar Susy.

Peraih medali emas Olimpiade 1992 ini juga sekaligus mempertegas evaluasi akan dilakukan per enam bulan, bukan setahun penuh. Dia akan mengevaluasi kualitas pemain pada Juni atau Juli 2019.

"Contoh sampai akhir tahun enggak bisa ya sudah hanya Gregoria. Kami pantau terus lah jika dari awal kalah-kalah terus ya kami tak bisa push terus. Makanya di SK itu kan dibilang enam bulan akan pantau," istri dari legenda bulutangkis Alan Budikusuma itu menegaskan.

(mcy/fem)

Hide Ads