Fitriani mengalami periode muram sepanjang 2018. Setelah tampil kurang sip di Piala Uber tahun lalu, dia kesulitan bangkit.
Sebuah momen comeback didapatnya saat tampil di Korea Masters 2018. Fitri berhasil melaju hingga babak perempatfinal usai mengalahkan Busanan Ongbamrungphan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai menjadi juara di Thailand itu, Fitri telah tampil di Malaysia Masters (kandas di babak kedua) dan berlanjut ke Indonesia Masters di Istora, Senayan, 22-27 Januari.
"Kemarin di Thailand saya bersyukur bisa mendapat hasil maksimal, raih gelar juara tunggal putri. Kemudian di Malaysia hanya sampai di babak kedua. Sekarang target di Indonesia Masters coba bermain enjoy saja, fokus poin per poin," kata Fitriani kepada detikSport, di Hotel Sultan, Senayan.
"Karena kalau bermain di level ini (BWF Eorld Tour Super 500) lawan tak ada yang mudah. Jadi, lebih disiapkan satu demi satu pertandingan," dia mengungkapkan.
Di babak pertama Indonesia Masters, Fitriani akan bertemu Line Hojmark Kjaersfeldt (Denmark). Fitriani mencatatkan pertemuan pertamanya dengan kekalahan dari Line di China Taipei Open 2018. Dia takluk dua game 13-21, 20-22.
"Sudah pernah kalah dengan Line, itu jadi pengalaman saya di Taipei tahun lalu. Kalau Ci Memey (Minarti Timur, asisten pelatih tunggal putri) pesan 'Ya kamu sudah menemukan pola permainan kamu, pertahankan, tingkatkan, jaga fokusnya, nikmati permainan saja supaya lebih lepas di lapangan," kata pemain asal klub Exist Jakarta ini.
PP PBSI memang memberi kesempatan kepada Fitriani untuk berbenah. Hasil stagnan sepanjang dua tahun menjadi peringatan keras bagi Fitriani. Dia harus bisa membuktikan tunggal putri bisa tampil bersaing dan lolos Olimpiade.
Baca juga: Jadwal Indonesia Masters 2019 Hari Ini |
Merujuk peringkat tunggal putri saat ini, hanya Gregoria Mariska Tunjung yang berhasil menembus peringkat 14 dunia. Jika bsia bertahan atau meningkatkan peringkat, hingga April 2019, Gregoria aman ke Olimpiade 2020. So, PBSI hanya tinggal mencari pendamping Grego.
"Saya berusaha keras buat lebih dibanding tahun kemarin. Ya siapa yang tidak mau main di olimpiade jadi berusaha di setiap penampilannya," kata Fitriani.
Pemain berusia 20 tahun ini sekaligus mempertegas sindiran-sindiran warganet yang membullynya karena dianggap tak berkembang.
"Sebenarnya tiap pemain bisa cuma harus ada proses tapi itu tak instan. Harus banyak yang ditingkatkan. Lebih pengalaman juga," ujarnya.
(mcy/fem)