Selama pertandingan semifinal yang bergulir di Istora, Senayan, Sabtu (26/1/2019), Matsutomo/Takahashi memang mendapat tekanan berlipat ganda.
Tidak hanya dari Greysia Polii /Apriyani Rahayu, histeria suporter tuan rumah yang memadati Istora menjadi 'serangan' tersendiri bagi atlet tamu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Matsutomo/Takahashi tak terpengaruh. Mereka malah selalu bersemangat karena hanya dua kali setahun bisa kesempatan bermain di negara yang suporter bulutangkisnya sampai ribuan.
"Setiap lawan Greysia/Apriyani kami selalu senang karena selalu ramai, pasti ketat. Apalagi kalau mainnya di Indonesia," ujar Matsutomo.
"Tidak ada tekanan. Karena main di Indonesia memang selalu seperti ini. Kami sudah tahu, dan main di sini hanya dua kali satu tahun. Di sini suporternya yang luar biasa dan kami tidak ingin menjadikan itu sebagai beban," sambungnya.
Hal itu dibuktikan Matsutomo/Takahashi. Sempat tertinggal di akhir game pertama, unggulan kedua Jepang ini berhasil membalikkan keadaan. Skor yang tadinya 18-20 berbalik 22-21.
Begitu saat babak penentuan. Setelah dipaksa bermain rubber oleh Greysia/Apriyani, di game ketiga, Matsutomo/Takahashi langsung tancap gas. Mereka menyudahi permainan dalam waktu 1 jam 21 menit dengan skor akhir 22-20, 20-22, dan 21-12.
(mcy/mrp)











































