Perhitungan poin kualifikasi menuju Olimpiade 2020 dimulai bulan depan. New Zealand Badminton Open yang bergulir pada 31 April - 5 Mei 2019 jadi turnamen perdana.
Sebagai informasi, untuk nomor ganda, mereka yang akan lolos ke Olimpiade adalah yang menghuni peringkat delapan besar dunia. Setiap negara dapat kuota dua pasangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, PBSI tak akan membatasi persaingan pada kedua pasangan itu saja. Pasangan muda seperti Rinov Rivaldy/Phita Haningtyas Mentari dan Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami juga akan diberi kesempatan untuk bersaing.
Demi mengamankan tiket Olimpiade, pelatih ganda campuran pelatnas PBSI, Richard Mainaky, tak akan memilih-milih turnamen untuk para pemainnya. Fokus utamanya adalah meloloskan dulu anak didiknya.
"Ini beda. Karena kami harus lolos dulu. Kalau milih-milih bisa tak lolos. Jadi lolos dulu setelah itu baru diatur peak-nya," kata Richard pada Sabtu (15/3/2019).
"Tapi kami sudah bekerja sama dengan Kabid Binpres (Susy Susanti) dan Kasubid Hubungan Internasional (Bambang Roedyanto), jadi turnamen apa saja yang Praveen dan partner, Hafiz dan Gloria, Tontowi Ahmad dan rekannya ke mana saja, itu kami sudah ada programnya setahun ini kami punya," dia menjelaskan.
"Begitu juga dengan Rinov/Mentari, pemain muda yang pantas kami kasih tanggung jawab juga supaya cepat matang. Jadi bisa dua tiga (pasang disiapkan) tak masalah. Sampai hari H kami lihat siapa yang peluangnya besar untuk masuk ke Olimpiade," tuturnya.
"Seperti saat persiapan Olimpiade 2016 Rio. Saat itu kami masih melihat siapa yang pantas mendampingi Tontowi/Liliyana Natsir. Waktu itu ada Praveen/Debby, Ricky Widianto/Richi Puspita Dili. Ternyata yang pantas kan Praveen/Debby dari sana baru lah kami benar-benar prioritas (menyiapkannya)," kata kakak kandung dari Rexy Mainaky ini.