Di Singapura Terbuka, ganda putra nomor satu dunia itu terhenti di semifinal setelah ditekuk wakil Jepang Takeshi Kamura/Keigo Sonoda 21-13, 10-21, 19-21. Itu adalah kekalahan ketiga bagi Kevin/Marcus setelah di Malays Terbuka (perempatfinal), dan All England (babak pertama).
Tidak bisa dipungkiri bahwa itu adalah hasil di luar dugaan mengingat Kevin/Marcus tampil konsisten dalam dua tahun terakhir. Di 2017, Kevin/Marcus mempersembahkan tujuh gelar juara, sedangkan pada 2018 keduanya meraih delapan titel, plus satu medali emas Asian games.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asisten pelatih ganda putra Aryono tak menampik bahwa Kevin/Marcus sedang menurun. Meski masih dipercaya, Kevin/Marcus mesti mengambil pelajaran dari tren negatif ini.
"Memang pada waktu mereka kalah di dua turnamen kemarin harus diakui ada penurunan perfoma. Yang saya lihat, terutama daya juangnya, yang merupakan faktor plus mereka selama ini," ungkap Aryono kepada detikSport, dalam pesan singkatnya, Minggu (14/4/2019)
"(Tapi) kami masih percaya pada mereka atau pemain lain juga, khususnya Kevin/Gideon yang selama ini selalu banyak menang tapi terus tiba-tiba tidak juara, menurut saya itu hal biasa dalam pertandingan. Ada menang ada kalah."
"Mudah-mudahan kekalahan itu bisa memacu mereka kembali untuk bangkit karena masih banyak target yang harus dicapai sampai di Olimpiade nanti. Semoga mereka bisa bangkit pada turnamen-turnamen berikutnya," Aryono mengharapkan. (mcy/rin)