Di Singapura Terbuka, Fitriani langsung tersingkir di babak pertama. Dia ditaklukkan Ratchanok dari Thailand untuk kali keenam dengan skor 18-21, 14-21.
Dari turnamen sebelumnya, di Malaysia Terbuka, Fitriani juga tak bisa melaju jauh. Dia dikalahkan pemain Korea Selatan, Sung Ji Hyun, dengan skor 15-21, 15-21.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau di Malaysia, dari segi teknik dan di lapangannya kurang sabar. Kurang bisa mengontrol di lapangan. Di Singapura sudah lebih tenang, tahu kapan serang, cuma masih belum matang, ya memang masih banyak yang harus diperbaiki," Fitriani menjelaskan.
"Saya juga kecewa karena belum bisa mengalahkan Intanon. Baru unggul sedikit sudah lewat lagi, ya memang dia pukulannya bagus, matang, dari cara berpikir di lapangan, situasi apapun dia lebih bisa mengatasi kondisi," ujarnya kemudian.
Fitriani optimistis cepat atau lambat, dia akan mengalahkan dua rival berat itu. Dia sempat unggul atas Intanon 11-8, sebelum kemudian dilewati menjadi 12-13 dan lawan memang. Ka
rena itu pula, dia penasaran untuk mengalahkan Ratchanok.
"Sebenarnya yang buat susah melawan diri sendiri saat di lapangan. Kadang kalau kita merasakan tak enak, kepikiran, terus saja tak enak. Padahal kalau dilawan bisa mengimbangi, setidaknya bisa lebih baik lah ketimbang kepikiran," ujar dia.
"Jadi, otomatis pengaruh ke lapangan dan kepancing permainan lawan, padahal harusnya bisa kontrol," kata dia.
"Ya pastinya (pecahkan rekor buruk). Ingin jauh lebih baik juga, enggak mau kalahnya ada, teknik juga lebih save, variasi, dan akurat pukulannya. Juga harus lebih sabar jangan mau buru-buru menang. Berharap bisa melawan lawan-lawan yang di atas, jauh lebih baik, dan pantang menyerah," dia berharap.
(mcy/fem)