Bertanding di Istora, kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Rabu (17/7/2019), Yu Fei tampil meyakinkan saat berhadapan dengan Fitriani. Ia langsung tancap gas dan mengontrol permainan di lapangan dan menyudahi laga dengan kemenangan 21-19, 21-14.
"Tadi mainnya sudah lumayan. Cuma di game kedua karena ganti lapangan, jadi saya kurang adaptasi dan buat kesalahan sendiri," kata Yun Fei usai laga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menilik rivalitas kedua pemain, baik Fitriani dan Yu Fei pernah saling mengalahkan sejak 2013. Khususnya, di Kejuaraan Dunia 2014, Fitriani sukses revans atas Yufei. Begitu juga saat di Kejuaraan Beregu Asia Bulutangkis 2018.
Dalam prosesnya, Yu Fei kemudian melesat. Dia berangsur naik dan menempati posisi tiga dunia. Menuju Indonesia Open, Yu Fei membawa segudang prestasi. Dia merupakan jawara di All England, Swiss Open, dan Australia Open 2019.
Dari sisi pencapaian prestasi, Fitriani hanya merebut satu gelar yakni Thailand Masters 2019.
"Mungkin ini masalah tanggung jawab juga karena China sempat berjaya tapi sempat ngedrop juga, jadi saya berusaha untuk bangkit," kata Yu Fei, menyoal prestasinya.
Yu Fei mengaku tak ada tips khusus untuk berhasil. Namun, dia meyakini prosesnya menjadi atlet top dunia karena belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya.
"Step by step. Mungkin karena mengikuti banyak turnamen jadi saya belajar lebih banyak. Itu juga yang membuat saya berkembang lebih cepat juga," ujar dia.
(mcy/fem)