Jakarta -
Audisi Umum bulutangkis yang digagas
PB Djarum diklaim mengekploitasi anak demi kepentingan promosi. Berikut yang mesti diketahui dari ajang tersebut.
Audisi Umum PB Djarum, yang sudah digagas sejak 2006, diklaim
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (
KPAI) dan Yayasan Lentera Anak mengeksploitasi anak-anak demi kepentingan promosi merek dagang Djarum sebagai produsen rokok.
Yang menjadi landasan KPAI dan Lentera Anak adalah UU Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2014 tentang penggunaan badan anak sebagai eksploitasi dan Peraturan Pemerintah nomor 109/2012 tentang rokok sebagai zat adiktif berbahaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djarum Foundation akhirnya menyetop Audisi Umum PB Djarum mulai 2020. Hal itu menimbulkan pro kontra di masyarakat.
Ada yang sepakat melindungi anak dari eksploitasi bisnis rokok, dan mereka yang merasa berhutang budi pada PB Djarum sebab menghasilkan banyak pebulutangkis nan berprestasi.
Ada Apa di Audisi Umum PB Djarum?Di bawah naungan PB Djarum, klub bulutangkis yang berdiri sejak 1969, Audisi Umum mulai digelar sejak 2006. Semua dikelola mandiri oleh Djarum Foundation, organisasi nirlaba milik Djarum.
Lahan seluas 43.207 m2 dipakai Djarum untuk membuat GOR Jati dan asrama PB Djarum di Kudus, Jawa Tengah. GOR Jati punya 16 lapangan bulu tangkis, lengkap dengan tribune dan fasilitas berlatih.
 Asrama PB Djarum Foto: Novita Dewi Salusi/detikSport |
Sementara asramanya terdiri dari mess putra dan putri yang masing-masing terdapat 20 kamar, lengkap dengan rumah pelatih, ruangan fisioterapi, dan dapur untuk para atlet-atlet muda.
Di tempat itu, anak-anak berusia 6-12 dicari bakat bulutangkisnya.
Belakangan, fokus Audisi Djarum berubah menjadi seleksi untuk berbagai kategori usia, mulai dari 11 tahun hingga 13 tahun baik putra dan putri. Mereka yang menang akan diberi beasiswa berlatih di PB Djarum.
Audisi Umum PB Djarum awalnya menjaring bakat di berbagai kota. Tahun 2019 misalnya, seleksi digelar di lima kota yakni Bandung, Purwokerto, Surabaya, Solo, dan Kudus, dan difokuskan pada dua kelompok usia yakni U-11 tahun dan U-13.
Di kota-kota tersebut, anak-anak melewati berbagai tahapan seleksi yang dipantau langsung oleh para legenda bulutangkis untuk lolos ke grand final. Nantinya, yang lolos dari grand final akan memasuki fase karantina di markas PB Djarum.
Di fase karantina tersebut, anak-anak ditempa mental dan karakternya untuk menjaring bakat-bakat terbaik. Lewat karantina, anak-anak ini akan dipantau kedisiplinan, konsistensi semangat, serta kehidupan sehari-harinya. Mereka yang terbaik akan mendapat beasiswa bulutangkis PB Djarum.
 Foto: Novitasari Dewi Salusi/detikSport |
Nantinya, selama di PB Djarum, atlet-atlet muda diperhatikan perkembangannya. Mulai dari latihannya, asupan gizi, hingga pendidikan akan tetap didapat para atlet.
Mereka yang mendapat beasiswa dari PB Djarum otomatis menjadi atlet binaan PB Djarum. Anak-anak muda itu akan diberi berbagai fasilitas, termasuk pengalaman bertanding di level nasional hingga internasional.
"Mereka yang lolos akan mendapat fasilitas latihan di PB Djarum berikut dengan akomodasi, makan, peralatan bulutangkis, dan mengikutkan mereka ke pertandingan," Fung Permadi, manajer tim PB Djarum, mengatakan tahun lalu.
Tak sedikit yang sukses dari Audisi PB Djarum. Salah satunya adalah Kevin Sanjaya Sukamulja, rekan duet Marcus Fernaldi Gideon, yang mana keduanya menjadi ganda putra nomor satu dunia saat ini.
Kevin merupakan jebolan tersukses PB Djarum sejauh ini. Pebulutangkis kelahiran Banyuwangi, 2 Agustus 1995 itu merupakan peserta audisi tahun 2007.
Setelah lolos, Kevin belajar di PB Djarum hingga diboyong pelatnas. Kevin, bersama Marcus, sudah memenangi 28 gelar sepanjang kariernya, All England dan Asian Games 2018 lalu. Kini, Kevin pun menjadi tumpuan Indonesia untuk meraih emas di Olimpiade 2020.
 Kevin Sanjaya (kiri) dan Marcus Fernaldi Gideon (kanan). Foto: ANTARA FOTO/INASGOC/Puspa Perwitasari |
Sementara Audisi Umum PB Djarum 2018 menghasilkan Leo Rolly Carnando. Leo, bersama Indah Cahya Sari Jami yang juga merupakan pebulutangkis didikan PB Djarum sejak 2014, sukses merebut medali emas di Kejuaraan Dunia Junior BWF di Markham, Kanada 2018, di nomor ganda campuran.
Sementara PB Djarum secara keseluruhan bisa dibilang pabrik 'legenda' bulutangkis Indonesia. Mulai dari era Lim Swie King, Hariyanto Arbi, juara Olimpiade Tontowi Ahmad hingga kini Kevin Sanjaya, adalah hasil binaan klub milik Djarum tersebut.
Halaman Selanjutnya
Halaman