Audisi Umum PB Djarum awalnya menjaring bakat di berbagai kota. Tahun 2019 misalnya, seleksi digelar di lima kota yakni Bandung, Purwokerto, Surabaya, Solo, dan Kudus, dan difokuskan pada dua kelompok usia yakni U-11 tahun dan U-13.
Di kota-kota tersebut, anak-anak melewati berbagai tahapan seleksi yang dipantau langsung oleh para legenda bulutangkis untuk lolos ke grand final. Nantinya, yang lolos dari grand final akan memasuki fase karantina di markas PB Djarum.
Di fase karantina tersebut, anak-anak ditempa mental dan karakternya untuk menjaring bakat-bakat terbaik. Lewat karantina, anak-anak ini akan dipantau kedisiplinan, konsistensi semangat, serta kehidupan sehari-harinya. Mereka yang terbaik akan mendapat beasiswa bulutangkis PB Djarum.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka yang mendapat beasiswa dari PB Djarum otomatis menjadi atlet binaan PB Djarum. Anak-anak muda itu akan diberi berbagai fasilitas, termasuk pengalaman bertanding di level nasional hingga internasional.
"Mereka yang lolos akan mendapat fasilitas latihan di PB Djarum berikut dengan akomodasi, makan, peralatan bulutangkis, dan mengikutkan mereka ke pertandingan," Fung Permadi, manajer tim PB Djarum, mengatakan tahun lalu.