Praveen sempat diancam tak dikirim ke turnamen BWF World Tour 750 Denmark dan French Open 2019. Dia mendapatkan teguran keras karena aksi indispliner; meninggalkan pelatnas melebihi waktu yang ditentukan dan bolos latihan.
Dia pun diganjar kartu kuning berupa SP 2 oleh pelatih pelatnas PBSI ganda campuran, Richard Mainaky. Tapi, Praveen masih dikirimkannya ke Eropa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau mau dibilang pembuktian sebenarnya setiap penampilan saya coba yang terbaik. Mungkin kebetulan di Denmark dan Prancis. Kebetulan juga pas dapat sanksi, sampai viral, kemudian juara. Semua seperti mengeklopkan saja. Padahal sebenarnya sama saja," Praveen menjelaskan kepada pewarta di Pelatnas PBSI, Cipayung, Kamis (31/10/2019).
Lagipula, kata Praveen, dari undian mulai delapan besar sejatinya sudah berat. Mereka sudah harus berhadapan dengan pasangan nomor satu dunia Zheng Siwi/Huang Ya Qiong dan menang rubber game 18-21, 21-16, dan 22-20. Kemudian, di partai final mereka mengandaskan Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping, dengan skor 21-18, 18-21, dan 21-19.
"Saat itu, kami tidak ingin lengah. Kemudian ditambah kasus yang tidak enak ya saya terima. Tetapi sebenarnya bukan gara-gara (SP 2) itu jadi tambah semangat atau apa. Memang setiap pertandingan saya mencoba memberikan yang terbaik di setiap laga," kata dia.
"Toh, sebelum-sebelumnya kami juga hampir menang (dari pasangan unggulan China), ada kesempatan lah, mungkin baru tembusnya di Denmark. Tinggal siapa yang siap mentalnya itu yang diuji," Praveen menambahkan.
Praveen sekaligus menegaskan dirinya sudah banyak berubah. Kini, motivasinya lebih besar untuk menjadi juara.
"Sekarang lebih termotivasi untuk juara lagi dan lagi. Mau seberat apapun yang penting melakukan yang terbaik dan pasti hasilnya bakal baik juga," ujarnya.
(mcy/fem)