Tiga Turnamen Asia Diundur, Ini Reaksi PBSI

Tiga Turnamen Asia Diundur, Ini Reaksi PBSI

Mercy Raya - Sport
Sabtu, 26 Sep 2020 14:20 WIB
logo PBSI
PBSI komentari pengunduran tiga turnamen Asia ke Januari 2021 (PBSI)
Jakarta -

Badminton World Federation (BWF) resmi menunda tiga turnamen Asia sampai Januari tahun depan. PBSI menilai hal ini merugikan para atlet.

BWF memutuskan untuk menggeser jadwal Asia Open I dan Asia Open II, serta BWF World Tour Final setelah melakukan rapat dengan dewan pada Kamis (24/9/2020). Rapat itu menetapkan penyelenggaraan tiga turnamen Asia itu bergulir Januari tahun depan, dari semula November 2020.

Mereka juga menunjuk Thailand sebagai tuan rumah. Dengan keputusan tersebut, tim Merah Putih praktis tanpa ada turnamen sampai akhir tahun. Terlebih setelah PBSI memutuskan tidak mengirim atletnya ke Denmark Open pada 13-18 Oktober, yang menjadi turnamen penutup tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski merugikan para pebulutangkis yang kehilangan turnamen untuk menjaga kondisinya, PBSI memaklumi keputusan itu di tengah kondisi pandemi virus corona saat ini.

ADVERTISEMENT

"Kami menilai keputusan ini antara sayang dengan tidak sayang ya. Karena kalau disayangkan berarti tahun ini tak ada turnamen. Jadi bagi pemain yang sudah tidak terlalu lama bertanding bisa merugikan. Artinya merugikan secara teknis dan nonteknis," kata Sekretaris Jenderal PBSI, Achmad Budiharto, kepada detikSport, Sabtu (26/11/2020).

"Tapi di sisi lain, kami juga memahami, BWF sekarang mungkin hati-hati sekali terkait keselamatan dan kesehatan para atletnya, stakeholdernya," lanjutnya.

Tak hanya tanpa turnamen, imbas perubahan jadwal oleh BWF juga membuat nasib Indonesia Masters, yang biasanya digelar tiap Januari menjadi tak pasti.

"Saya juga tidak tahu nasib Indonesia Masters bagaimana. Sebab, BWF juga belum mengeluarkan jadwal, jadi kami belum bisa protes. Kecuali sudah diumumkan," katanya.

Budiharto memprediksi Indonesia Masters tidak akan dihelat awal tahun 2021. Apalagi, setelah BWF berupaya untuk menggelar turnamen dipusatkan pada satu negara.

"Pertimbangannya menghindari perpindahan atlet, dan menghindari karantina atlet. Kalau banyak karantina, jadi banyak waktu terbuang. Tapi pasti BWF memikirkan yang terbaik," tutupnya




(mcy/mrp)

Hide Ads