PP PBSI memang belum memulai Musyawarah Nasional untuk mencari ketua umum baru. Tapi, tradisi emas Olimpiade wajib dijaga untuk ketum baru.
Demikian disampaikan legenda hidup bulutangkis Hariyanto Arbi menyoal sosok yang pantas menggantikan Wiranto menahkodai kepengurusan PBSI empat tahun ke depan.
"Ya, nanti ketua umum yang baru harus bisa tetap mempertahankan tradisi emasnya di Olimpiade karena kan Olimpiade jadi salah satu barometer bulutangkis kita," kata Hariyanto Arbi kepada pewarta dalam sambungan telepon, Jumat (2/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keinginan pria yang dijuluki pemain dengan Smes 100 Watt bukan tanpa alasan mengingat bulutangkis nyaris selalu mempersembahkan medali emas untuk Indonesia.
Terakhir kali medali emas direbut ganda campuran Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad pada Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.
Tak hanya itu, sebut Hariyanto, pimpinan PBSI yang baru juga harus memperhatikan klub-klub yang menyokong banyak pemain ke pelatnas.
"Klub-klub besar harus lebih diperhatikan, kan klub-klub besar yang menyumbang pemain banyak di pelatnas tapi tidak punya hak suara. Jadi harus lebih baik," ujarnya.
Hariyanto sendiri termasuk salah satu yang mengusung Moeldoko untuk menjadi Ketua Umum PP PBSI periode 2020-2024. Ia menilai Kepala Staf Kepresiden itu memiliki kecintaan pada bulutangkis.
Selain itu, Moeldoko dianggap paham menjalankan organisasi karena pernah menjadi panglima TNI Angkatan Darat (AD).
Selain Moeldoko, ada juga kandidat lain calon ketum PBSI. Ketua BPK Firman Agung Sampurna, Menteri BUMN Erick Thohir, Kapolri Jendral Idham Aziz, dan Ketua Pengprov PBSI Banten Ari Wibowo contoh deretannya.