Moeldoko dan Agung Firman Sampurna takkan sendirian bertarung di bursa calon ketum PBSI 2020-2024. Ternyata ada lima nama baru. Siapa saja?
PBSI pimpinan Wiranto akan habis masa kerjanya Oktober 2020 ini. Nah, rencananya Musyawarah Nasional (Munas) untuk mencari pemimpin yang baru akan diadakan.
Moeldoko yang saat ini menjabat Kepala Staf Kepresidenan muncul sebagai kandidat pertama, disusul Ketua BPK Firman Agung Sampurna. Kebetulan keduanya sudah mendapat dukungan dari beberapa pengurus provinsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan Firman diklaim sudah didukung oleh 26 pengprov untuk maju sebagai pengganti Wiranto. Maka itu dengan adanya dua calon ini, persaingan caketum PBSI sudah panas.
Nah, pertarungan akan makin seru karena kabarnya sudah ada lima calon tambahan yang ikut meramaikan bursa. Mereka adalah Menteri BUMN Erick Thohir, Kapolri Jendral Idham Aziz, Ketua Pengprov PBSI Banten Ari Wibowo, Ketua PP PBSI 2012-2016 Gita Wirjawan, hingga Direktur Utama Djarum Foundation Victor Hartono.
Tujuh nama itu muncul dalam diskusi Webinar SIWO PWI Pusat bertema "Mencari Figur Tepat Ketua Umum PBSI", Rabu (30/9). Sosok-sosok tersebut diharapkan bisa membawa kemajuan bagi pembinaan dan prestasi tepok bulu tanah air.
Diskusi webinar diikuti puluhan wartawan olahraga nasional serta dipandu Femi Diah dari detik.com dan Brigitha Sesilia dari Harian Nasional.
"Jawa Timur berkomitmen mengusung Pak Moeldoko untuk maju sebagai Ketua Umum PP PBSI 2020-2024. Tak hanya Jawa Timur saja, ada pula Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Kami siap meneruskan aspirasi para legenda bulu tangkis yang juga mendukung Pak Moeldoko," kata Ketua Pengprov PBSI Jawa Timur Oei Wijarnarko Adi Mulya dalam rilis kepada detikSport.
Ketua Pengprov PBSI Aceh H Nahrawi Noerdin memilih mengusung Ari Wibowo untuk maju ke bursa pencalonan. Ari diklaim memiliki gairah terhadap bulu tangkis selama bertugas menjadi Ketua Pengprov PBSI Banten.
Tak sekadar menyediakan lapangan untuk memajukan prestasi, tetapi Ari juga telah menempatkan tujuh atlet binaannya di pemusatan latihan nasional (Pelatnas).
"Itu bukti komitmennya. Kami harap, beliau juga bisa melakukan hal yang sama kepada daerah-daerah. Sebab saat ini dukungan dari pusat terhadap daerah masih sangat minim," terang Nahrawi yang juga mengharapkan adanya demokrasi di Munas nanti.
Di sisi lain, juara dunia 1993 Joko Suprianto berharap adanya sosok muda yang akan menempati kursi satu PP PBSI. Dengan demikian, sosok tersebut bisa memberikan gairah baru kepada PP PBSI.
"Sebenarnya sejak pertengahan tahun, saya juga sudah berusaha mencari sosok muda, seperti misalnya Menteri BUMN Erick Thohir. Namun, belum mendapat sambutan dari rekan-rekan pengrov," ujar Joko.
Meski demikian Joko menyampaikan, tantangan yang dihadapi tidak akan mudah bagi siapapun calon yang terpilih nanti. Hal ini dikarenakan ekspektasi masyarakat Indonesia yang besar di bulu tangkis. Seperti diketahui, bulu tangkis selalu menjadi tulang punggung Merah Putih di single event dan multi event internasional.
Di kesempatan pterpisah, mantan pebulutangkis Yuni Kartika menyoroti empat kriteria utama yang harus dimiliki Ketum PBSI, yaitu passion, waktu dan kesempatan, kemampuan manajemen yang baik, serta bisa mencari dana untuk kebutuhan pembinaan dan turnamen bulu tangkis.
"Jika ingin mengurus bulu tangkis dari hulu ke hilir itu tak mudah. Sosok yang memiliki duit pun tidak cukup, tetapi harus mau (berkontribusi) karena PBSI ini tidak hanya mengurus di pusat saja, tetapi juga pengembangan daerah-daerah karena itu pilar untuk mendukung atlet ke pelatnas," kata Yuni.
Sementara itu, pengamat bulu tangkis Broto Happy berharap banyak calon yang akan maju di bursa pemilihan Ketum PP PBSI, sehingga pengprov memiliki opsi untuk memilih sosok terbaik.
"Saya juga berharap, pengprov dapat lebih bijak menggunakan hak suaranya dalam pemilihan nanti. Jangan sampai mereka justru tergiur godaan money politic," kata Broto.
(mrp/mrp)