Christian Hadinata Ungkap Sosok Ideal Kabidbinpres PBSI

Christian Hadinata Ungkap Sosok Ideal Kabidbinpres PBSI

Mercy Raya - Sport
Selasa, 10 Nov 2020 18:53 WIB
Christian Hadinata adalah salah satu legenda bulutangkis Indonesia. Christian bersama Imelda Wiguna pernah mengukir tinta emas sebagai juara ganda campuran pertama All England dari Asia.
Christian Hadinata mengungkap sosok yang cocok untuk menjabat Kabidbinpres PBSI. (Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho)
Jakarta -

Legenda hidup bulutangkis Christian Hadinata turut bicara soal kandidat Kepala bidang Pembinaan Prestasi PBSI. Dia menilai, sosok dari kalangan mantan atlet lebih ideal.

Bukan tanpa alasan Christian mengatakan demikian, mantan atlet dinilai lebih paham dan bisa mengayomi atlet serta pelatih. Selain itu, keseniorannya juga cukup berdampak pada kondisi pelatnas yang lebih kondusif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya, biasanya memang dari mantan atlet ya. Sebelum ini sempat Rexy Mainaky, kemudian Lius Pongoh, dan terakhir ini Susy (Susanti)," kata Christian kepada detikSport, Selasa (10/11/2020).

"Memang kalau mantan atlet itu dengan pengalaman dia, lalu keseniorannya bisa membuat suasana lebih kondusif. Pelatih jadi dapat melatih dengan nyaman, atlet juga bisa fokus. Di luar itu, tentu seorang Binpres juga harus dilengkapi dengan program pengiriman pertandingan yang baik ya. Artinya mana kejuaraan yang menjadi prioritas utama. Menurut saya yang penting seperti itu," dia menjelaskan.

ADVERTISEMENT

"Sebab, kalau teknik dan fisik sudah ada pelatihnya sendiri. Sedangkn Binpres utamanya memanage semuanya atlet pelatih dalam suasana yang baik supaya meraih prestasi maksimal," Christian menegaskan.

Meski begitu, mantan atlet juga bukan harga mati. Pemain yang pernah membawa pulang Piala Thomas pada 1973, 1976, 1979, dan 1984 itu mengatakan dari kalangan profesional juga bisa. Tapi alangkah baiknya didampingi mantan-mantan atlet senior untuk menjalankan tugas di PBSI.

"Mantan-mantan atlet senior ini yang jelas bisa memahami, baik kondisi maupun secara psikologis. Suasana dan psikologis pelatih dan atlet menghadapi kejuaraan penting tentu presurenya tinggi. Nah, bagaimana dia (Binpres) bisa mengubah presure itu menjadi motivasi yang kuat untuk meraih kejuaraan-kejuaraan itu. Selain itu, job desknya jelas. Jadi saling melengkapi," katanya.

"Ini PR banget memang. Kita tahu prestasi bulutangkis tidak ada nomor dua, harus juara, itu yang membuat suka tak suka harus bisa menangani tekanan yang berat, apalagi seorang Binpres."

Sehubungan dengan itu, pemain era 1970-1980an itu tetap berharap siapapun yang menduduki kepengurusan PBSI yang baru bisa membuat prestasi bulutangkis lebih baik lagi. Terlebih tahun depan menjadi paling krusial karena selain agendanya padat, dua kejuaraan penting seperti Piala Thomas dan Uber, serta Olimpiade Tokyo akan dihelat di tahun yang sama.

"Harapan kita semua dan saya pribadi ya prestasi ke depan bisa lebih baik lagi. Yang prestasi belum bagus di sektor tertentu harapannya bisa lebih bagus, yang sudah bagus tidak hanya dipertahankan masih bisa ditingkatkan prestasinya," harapan Christian menyoal kepengurusan baru.

(mcy/cas)

Hide Ads