Susy Susanti enggan berspekulasi terkait nasibnya sebagai Kepala Pembinaan Prestasi (Kabidbinpres) PBSI, menyusul terpilihnya Ketua Umum baru. Menurut legenda bulutangkis Indonesia itu, siapapun tak masalah asalkan kompeten.
Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) secara resmi telah berganti kepemimpinan dari Wiranto ke Agung Firman Sampurna. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan itu terpilih secara aklamasi setelah menjadi satu-satunya calon tunggal dalam Musyawarah Nasional (Munas) yang belangsung Jumat (6/11).
Pada sambutannya, Agung mengatakan akan segera menunjuk beberapa nama untuk membantunya dalam kepengurusan. Tak terkecuali untuk jabatan Kabidbinpres, yang pada era Wiranto dinahkodai langsung oleh Susy Susanti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agung bahkan mengakui telah mengantongi beberapa nama, mulai dari beberapa mantan atlet hingga pengurus aktif PBSI, meskipun belum diungkapkannya secara gamblang di hari ia terpilih.
Sehubungan dengan itu, Susy Susanti juga tak ingin berandai-andai terkait peluang ia dipilih kembali. Peraih medali emas Olimpiade 1992 itu memilih menyerahkan kepada yang punya kuasa menentukan.
"Belum ada omongan (kabidbinpres lanjut atau tidak). Pak Agung punya pilihanlah. Siapa yang akan dipilih ada portofolio. Kalau seandainya ditunjuk lagi, belum tahu, saya tidak bisa komentar," kata Susy kepada pewarta, Minggu (8/11/2020).
Meskipun begitu, istri dari legenda bulutangkis Alan Budikusuma ini, memberikan masukannya kepada Ketua terpilih.
Diketahui, jabatan Kabidbinpres menjadi sektor kruasial mengingat PBSI sudah ditunggu turnamen-turnamen besar. Sudah begitu yang bikin jadi berat ialah penumpukan agenda olahraga imbas pandemi Corona. Mulai dari kejuaraan beregu Piala Thomas dan Uber hingga Olimpiade yang berlangsung 23 Juli-8 Agustus 2021.
Ajang-ajang itu sekaligus sebagai tes pertama kepemimpinan Agung Firman dalam kepengurusan PBSI.
"Bulutangkis merupakan cabor yang menjadi harapan Indonesia. Masukan saya, siapapun yang terpilih harus mendahulukan kepentingan Indonesia. Jangan ada kepentingan pribadi atau golongan," dia mengungkapkan.
"Siapapun yang terpilih harus kompeten dan bisa menangani betul-betul (atlet). Masyarakat kan harapannya besar ya, kalau juara dua saja sudah dibully. Jadi harapannya bulutangkis terus maju," ujar Susy Susanti menegaskan.