Kejuaraan Bulutangkis di Kudus Ini Pakai Format Piala Thomas-Uber

ADVERTISEMENT

Kejuaraan Bulutangkis di Kudus Ini Pakai Format Piala Thomas-Uber

Mercy Raya - Sport
Selasa, 08 Des 2020 13:10 WIB
Liga PB Djarum 2020 di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jawa Tengah, pada 7-9 Desember 2020.
Foto: dok. PB Djarum
Jakarta -

Sebuah kejuaraan bulutangkis digelar dengan menerapkan format Piala Thomas dan Uber. Tujuannya adalah menguji mental atlet sebelum turun di ajang nasional dan internasional.

Sebanyak delapan tim putra dan enam tim putri bertarung di Liga PB Djarum 2020 yang berlangsung di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jawa Tengah, pada 7-9 Desember 2020.

Berbeda dari perhelatan sebelumnya yang hanya mempertandingkan kategori perorangan, gelaran kedua ini juga menambahkan kategori beregu untuk menguji kemampuan dan daya juang atlet.

"Selain individu, atlet-atlet muda ini juga perlu dibiasakan untuk bertanding secara beregu. Berdasarkan pengalaman para legenda bulutangkis Indonesia, tekanan beregu itu sangat berbeda dengan individu," kata Ketua PB Djarum, Yoppy Rosimin.

"Di masa mendatang, diharapkan para atlet sudah terbiasa dengan format beregu dari berbagai turnamen di dalam negeri maupun mancanegara," dia menambahkan.

EMANUEL JOSEPH SURYA HARTONO di Liga PB Djarum 2020.Emanuel Joseph Surya Hartono di Liga PB Djarum 2020. Foto: dok. PB Djarum

Pada kategori beregu ini, PB Djarum menggunakan format seperti Piala Thomas dan Uber dengan susunan pemain 3 tunggal dan 2 ganda. Setiap tim akan diperkuat atlet U-15 hingga atlet dewasa.

"Pada pertandingan beregu meskipun tim sudah meraih 3 kemenangan, pertandingan sisa akan tetap dipertandingkan sampai partai kelima. Hal tersebut dikarenakan untuk menambah jam terbang para atlet dan mengasah ketahanan fisik mereka," Yoppy menjelaskan.

Hal senada diamini manajer tim Fung Permadi. Menurutnya, tujuan tetap digulirkan lima partai ialah untuk menambah pengalaman bertanding bagi masing-masing atlet setelah sekian lama menepi lantaran pandemi COVID-19 yang melanda dunia.

"Kesempatan ini bukan sekadar melihat si atlet menang atau kalah, tapi juga kesempatan bagi mereka untuk bermain sebanyak-banyaknya," Fung menjelaskan.

"Bagi kami kebutuhan yang paling mendasar setelah sekian lama berlatih adalah pertandingan. Lima partai pada kategori beregu ini merupakan solusi kami untuk mengisi kekosongan turnamen atau kejuaraan di saat pandemi ini," dia menegaskan.

HELENA AYU PUSPITASARI di Liga PB Djarum 2020.Helena Ayu Puspitasari di Liga PB Djarum 2020. Foto: dok. PB Djarum

Seperti halnya Ruzana yang kali ini bermain pada kategori beregu dan perorangan di tiga nomor yaitu tunggal putri (U-17, U-19 dan dewasa), ganda putri(U-15 dan U-17) dan ganda campuran U-17. Setelah harus puas menjadi runner-up tunggal putri U-17 pada Liga PB Djarum 2020 pada Juni lalu, ia bertanding penuh tenaga di hari pertama turnamen.

"Persiapan saya sebelum liga Desember ini ditingkatkan dan lebih maksimal, karena saya turun di beregu dan perorangan. Harus lebih tahan lagi fisiknya, kemudian tinggal jaga fokus aja saat bertanding," ujar atlet kelahiran Lubuklinggau, Sumatera Selatan ini.

"Kalau beregu nanti saya harus tampil semaksimal mungkin, kalau bisa juara. Terus di perorangan, juga sebisa mungkin juara. Minimal, semifinal," Ruzana menambahkan.

"Belajar sabar atau melatih mental, ini susah. Di liga yang lalu saya selalu mau buru-buru, pengen cepat matikan musuh. Sekarang beda, harus main safe biar dapat poin banyak," Hendry Leander, pemain tunggal putra, menimpali.

(mcy/krs)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT