Wimar Witoelar Meninggal, Olimpian Tenis Ini Berduka

Wimar Witoelar Meninggal, Olimpian Tenis Ini Berduka

Mercy Raya - Sport
Rabu, 19 Mei 2021 15:10 WIB
Wimar Witular lahir di Surabaya, Jawa Timur, 14 Juli 1945 adalah putra termuda dari lima bersaudara pasangan Raden Achmad Witoelar Kartaadipoetra dan Nyi Raden Toti Soetiamah Tanoekoesoemah. FiledetikFoto.
Wimar Witoelar berkesan untuk Olimpian Tenis ini. (Foto: detikcom/Rengga Sancaya)
Jakarta -

Olimpian tenis Suharyadi turut menyampaikan duka cita atas meninggalnya Wimar Witoelar. Sosoknya dinilai sangat berdedikasi untuk tenis Indonesia.

Wimar meninggal dunia para Rabu (19/5/2021). Eks juru bicara Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid, meninggal sekitar pukul 09.00 WIB, setelah sempat dirawat di RS Pondok Indah. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam, tak terkecuali bagi masyarakat tenis Indonesia.

Wimar disebut pernah menjabat sebagai Ketua Badan Tim Nasional saat tenis dinahkodai Sarwono pada tahun 1994-1997. Di tangannya, tenis menjadi olahraga yang banyak disorot media.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beliau pernah menjadi Ketua BTN dan saat dipegang olehnya tenis itu cukup demokratis. Dia cari masukan dari semua unsur, pelatih, masyarakat tenis, setelah itu dirangkum dan dibuat dalam bentuk pembinaan yang bagus," kata Hary membuka cerita kepada detikSport.

"Tak hanya sebagai Ketua BTN, dia juga sempat menjadi manajer tim Fed Cup di New Zealand sekitar 1996-1997. Saat itu saya sebagai pelatih, sementara atletnya ada Yayuk Basuki dan Wynne Prakusya. Kita berhasil menjadi juara Asia/Oceania usai mengalahkan Hong Kong di final," kata atlet yang berlaga di Olimpiade Seoul 1988 ini.

ADVERTISEMENT

Secara pribadi, Hary, panggilan karib Suharyadi, mengatakan Wimar memiliki sifat yang perhatian kepada atlet-atletnya.

"Dia sosok yang sangat perhatian sekali, baik dari sisi kebutuhan atlet, pelatih, maupun persiapan lainnya disiapkan secara profesional. Cara berpikir entrepreneur juga bagus, makanya saat pemain sudah diseleksi dia langsung cari sponsor buat atlet. Dedikasinya luar biasa lah."

Namun, Wimar sebut Hary, tak bertahan lama saat menjabat sebagai Ketua BTN. Sebab kesibukannya, Wimar mundur dan hanya bertahan sekitar dua tahun.

"Jadi enggak sampai full di era Pak Sarwono. Tapi dia cukup berhasil membuat tenis sebagai olahraga entertaiment. Dia juga pintar menghargai jerih payah atlet dengan penghargaan. Dia memberi tempat kepada atlet untuk dipublikasikan dan bukan pengurus. Dia juga mencarikan sponsor lewat-lewat prestasi atlet, dia menggali itu semua dan luar biasa berhasil."

"Makanya, mendengar beliau sudah pergi kami cukup kehilangan sekali sosok yang membanggakan. Saya harap perjuangannya memajukan tenis Indonesia bisa diteruskan karena memang bagus," ujar suami dari legenda tenis Yayuk Basuki ini.

Jenazah Wimar saat ini sudah dibawa ke rumah duka di kawasan Gandaria Selatan, Jakarta Selatan. Jenazah akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir.




(mcy/cas)

Hide Ads