Cita-cita Richard Mainaky membangun lapangan bulutangkis di Tondano mulai terwujud menyusul keputusannya pensiun menjadi pelatih Pelatnas PBSI. Dia bakal punya gedung olahraga sendiri.
Richard Mainaky mengumumkan pensiun pada 13 September lalu. Keputusan itu diambil usai ia mendedikasikan diri selama 26 tahun bersama PBSI. Adapun alasan utamanya karena keluarga.
Kakak kandung dari Rionny dan Rexy Mainaky ini pun sudah puas dengan torehan prestasi yang selama ini ia raih. Bagaimanapun, Richard adalah salah satu pelatih tersukses yang mampu mengantarkan atletnya mencetak berbagai prestasi mulai dari single event All England sampai Olimpiade.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebut saja pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang berhasil meraih medali emas Olimpiade Rio 2016. Selain Tontowi/Liliyana, pelatih berusia 56 tahun itu juga pencetak bintang-bintang bulutangkis seperti Tri Kusharjanto, Minarti Timur, Flandy Limpele, Vita Marissa, Nova Widianto, Debby Susanto, Praveen Jordan, hingga Melati Daeva Oktavianti.
Baca juga: Richard Mainaky Mundur dari PBSI |
Meski tak akan lagi melatih di PBSI, Richard tak begitu saja menepikan kecintaannya pada bulutangkis. Ia akan mewujudkan mimpinya membangun lapangan bulutangkis.
"Pasti sudah cukup tertanam di dalam jiwa ya kalau bulutangkis. Jadi saya rencana mau bangun tiga lapangan bulutangkis dekat rumah saya di Tondano. Ada tanah sudah saya beli dekat rumah dan restoran, mudah-mudahan bisa lancar pembangunannya," kata Richard kepada detikSport, Kamis (16/9/2021).
Bukan tanpa alasan Richard ingin memiliki lapangan sendiri. Ia ingin membantu perkembangan bulutangkis di daerah, khususnya Tondano, Sulawesi Utara.
"Sebenarnya beli tanahnya sudah lama sejak 2016. Saya beli 500 meter dulu, cuma mulai ke sini dan melihat pembinaan bulutangkis di Tondano, kemudian saya tambah lagi. Jadinya sekarang ada 1000 meter. Pas lah untuk bangun tiga lapangan dan satu tempat untuk latihan pasir. Jadi modelnya nanti seperti GOR," ujarnya.
"Soalnya sayang di sini talentanya banyak. Saat menjalani rumah makan, saya sering diundang untuk memberikan motivasi di klub-klub desa. Saya lihat mereka punya bakat dan bahan banyak, jadi tidak kalah dengan potensi di Jawa."
"Cuma kita lihat kepelatihannya seadanya, program seadanya, kalau tak ke Jakarta pasti habis begitu saja, sementara orang tuanya juga tidak memiliki dana. Jadi ya itu. Saya punya cita-cita dan saya punya mampu, bisa punya tanah, jadi inginnya ke depan bikin pembinaan. Kalau bagus kan orang tidak perlu ke Jakarta atau ke Jawa," katanya.
Richard Mainaky menjelaskan jika rencana ini baru lah awal. Ke depannya, ia ingin bisa membuat akademi bulutangkis untuk menjaring bibit-bibit muda berpotensi.
"Sementara ini berjalan dengan yang ada dulu membangun lapangan. Soal membuat akademi itu proses ke depan. Sementara ini saya akan membantu klub di sana, PB Talenta. Saya didapuk sebagai pembina. Kebetulan sudah lama juga kenal dan tahu dengan klub tersebut dan sering memberikan motivasi," tuturnya.
(mcy/aff)