Tunggal putra bulutangkis Indonesia masih punya kekuatan di dunia dengan dua atlet di antaranya menduduki peringkat top 10. Apa capaiannya di tahun 2021?
Namun, untuk tahun ini perfoma mereka belum sepenuhnya maksimal setelah hanya mampu meraih satu medali perunggu Olimpiade. Adapun gelar juara diraih di level beregu, Piala Thomas 2020. Anthony Sinisuka Ginting menjadi satu-satunya wakil yang sukses melaju ke semifinal Olimpiade. Jonatan Christie tersingkir di babak 16 besar pada Juli 2021.
Sedangkan di level series individu, keduanya tak satupun mampu merebut satu gelar juara. Hasil berbeda dari musim sebelumnya, mereka berhasil meraih setidaknya satu gelar juara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti Anthony juara di Indonesia Masters, dan lima kali runner up sepanjang 2019. Sementara itu, Jonatan setidaknya berhasil merebut dua gelar juara di Australia Open dan New Zealand 2019, dan runner up di Japan Open dan France Open.
Meskipun begitu, pelatih tunggal putra Irwansyah menilai pencapaian atletnya di tahun ini cukup lumayan kendati tak semuanya konsisten. "Kalau menurut saya dari hasil lumayan saja, Alhamdullilah juga, tapi memang pemain-pemain kita (harusnya) bisa lebih dari apa yang mereka hasilkan sekarang, tahun ini," kata Irwansyah kepada detikSport.
"Tapi yang saya respek dari anak-anak, dari pemain-pemain ini semua sudah bekerja keras dan mencoba semua, walaupun di kejuaraan itu belum ada hasil yang konsisten. Cuma memang di Thomas Cup sudah dibuktikan dan bisa berperan untuk mengalahkan pemain-pemain yang bagus," ujarnya.
"Ke depan ini apa yang dilatih harus ditambah lagi dan untuk mematangkan lagi pola pemikiran mereka. Karena kalau dilihat levelnya mereka tidak jauh dari musuh-musuh. Pemain kita masuk andalan di dunia, cuma saya mau coba ke depannya, latihannya harus bagus dan cara pemikirannya."
Irwansyah menyatakan demikian lantaran masih banyak atletnya yang merasa terbeban ketika bertanding di lapangan. Hal itu pula yang membuat permainan mereka kadang tidak lepas dan tidak berani mengambil keputusan saat di lapangan. "Jadi cara pola pemikiran mereka ke depannya harus lebih dibentuk dan meyakinkan mereka bisa," sebutnya.
Irwansyah menambahkan, faktor padatnya turnamen juga memengaruhi perfoma atletnya yang tidak maksimal di kejuaraan individu sepanjang 2021. Setelah mereka juara di Piala Thomas, faktanya mereka harus bersiap mengikuti turnamen yang waktu recovery-nya sedikit.
"Turnamen-turnamen kan menumpuk di akhir tahun jadi momennya tidak pas karena selagi ingin menikmati kejuaraan tapi harus fokus recovery lagi, turnamen padat lagi. Padahal mereka ini kan bukan robot dan pemikiran mereka sudah capek. Jadi seperti Ginting, Jonatan perlu recovery."
"Tapi bukan berarti kami menyalahkan turnamen juga, karena banyak yang ditunda, cancel, jadi menumpuk dan terlalu over di tahun ini. Ya, mudah-mudahan tahun depan bisa normal seperti dulu. Tidak numpuk," dia mengharapkan.
Menyoal rencana tahun depan, Irwansyah mengatakan, masih akan menunggu selesainya liburan akhir tahun dan seleksi nasional yang digelar awal Januari 2022.
"Ke depan ini ada dua tahun lagi untuk mempersiapkan diri menuju Olimpiade 2024, jadi persiapannya harus benar, dari pikiran mereka yang paling penting. Sebab, di kejuaraan bukan siapa bagus tapi siapa yang lebih siap mentalnya di pertandingan," kata Irwansyah.
(mcy/cas)