Legenda bulutangkis Alan Budikusuma mengakui jika prestasi tunggal putra Indonesia mengalami kemerosotan. PP PBSI wajib evaluasi sebelum segalanya jadi terlambat.
Prestasi Anthony Ginting dkk tengah menjadi sorotan tajam para legenda, khususnya di nomor tunggal putra. Empat atlet yang sejatinya menjadi andalan Indonesia, yaitu Anthony, Jonatan Christie, Shesar Hiren Rhustavito, Chico Aura Dwi Wardoyo, untuk meraih pundi-pundi gelar turnamen internasional, khususnya perorangan justru mengalami penurunan tajam pada performanya.
Dalam setahun terakhir, keempatnya hanya bisa menyumbang satu gelar di Swiss Open level super 300 lewat Jonatan Christie. Sisanya terhenti di level beragam. Jauh dari ekspetasi.
"Saya secara pribadi melihatnya belakangan ini memang prestasinya kurang ya dibandingkan sebelumnya. Terlihat bahwa performancenya kurang baik. Dari tahun lalu kali ya, sejak Indonesia Open, lalu ada Indonesia Masters, sampai pertandingan terakhir di Korea Open. Jonatan kalah di final," kata Alan dalam perbincangan dengan detikSport, Sabtu (16/4/2022).
"Saya melihat memang secara keseluruhan selama setahun ini prestasi kurang baik, kurang menggembirakan. Sepertinya ada sesuatu hal yang lain yang membuat penampilan mereka kurang baik."
"Sejak tahun lalu sampai kemarin, walau juara di Swiss Open, tapi saya lihat masih kurang. Seharusnya Jonatan bisa lebih baik dari itu. Seharusnya. Maupun Ginting (bahkan) lebih merosot lagi. Ginting prestasinya kurang baik, kurang menggembirakan, terlihat secara statistiknya ada penurunan," juara Thomas Cup 1996 ini mengungkapkan.
Sebagai mantan pemain, suami Susy Susanti ini berharap ada perbaikan yang dilakukan oleh pihak terkait. Tidak hanya pelatih dan PBSI, tapi juga para pemain. Apalagi mereka sudah cukup berpengalaman dan pemain profesional. Alan mempertegas ini juga bukan tanpa alasan. Perhitungan kualifikasi Olimpiade Paris 2024 harus bisa menjadi alarm untuk para atlet jika tak ingin terus terpuruk.
"Nah, itu mereka harus lebih siap. Tinggal waktu yang ada (dimanfaatkan) harus diperbaiki. Karena saya lihat sekarang ini negara-negara lain ini semuanya pemain muda. Usianya semua yang bagus lebuh muda dari Jonatan," sebutnya.
"Kemarin yg kalahkan Jonatan tangan kidal usianya 20-an tahun, lalu ada dari Thailand, India, usianya di bawah 25 tahun. Sementara negara kita usianya sudah lebih dari itu. Maksud saya, di negara lain pemain muda sudah berkembang sedemikian bagus dan cepatnya. Jadi ini yang perlu diwaspadai Jonatan dan Ginting karena lawannya pemain muda."
Alan Budikusuma lebih jauh menegaskan bahwa Anthony dkk tidak bisa terus bersantai menghadapi kondisi yang ada. Sebab, lawan akan semakin banyak dan muda. Secara fisik lawan juga lebih kuat.
"Tentunya PBSI juga harus menyiapkan pengganti Jonatan, Ginting, Vito, dan Chico karena menurut saya empat orang ini usianya sudah lebih. Sedangkan negara lain usianya 20-an. Jadi PBSI harus menyiapkan segera. Kalau dibilang 23 24 masih muda, oh tidak. Kita lihat dari keempatnya prestasinya kurang bagus semuanya," kata Alan.
"PBSI juga jangan hanya mengandalkan keempat pemain itu saja, regenerasi harus diperhatikan juga. Di PBSI usia 20-an itu banyak. Mereka harus dikasih kesempatan jangan sampai terlambat."
"Jadi PBSI harus segera evaluasi karena kejar-kejaran waktu dan bagi keempatnya terakhir Olimpiade ini. Apalagi nanti dijatah (Olimpiade) dua, waktu tak banyak, dan kesempatan terakhir bagi mereka-mereka ini. Dari sisi pemain dan pelatih juga harus mengevaluasi. Saya melihat kurang ada greget, kemajuannya, kepercayaan dirinya juga."
"Saya tak bicara (prestasi tunggal putra) mengkhawatirkan cuma memang performancenya kurang bagus. Pertanyaannya satu apakah bisa kembali? Saya sih harapannya bisa kembali. Karena mereka sudah pengalaman semua. Kalau kita di luar kan cuma melihat, 'Oh prestasinya kok kurang baik ya, ayo dong maju lagi, hanya itu sih," Alan mempertegas.
(mcy/aff)