PP PELTI (Pengurus Pusat Persatuan Tenis Lapangan Indonesia) periode 2024-2028 baru enam bulan menjabat. Namun, sudah muncul desakan agar segera menggelar Munaslub (Musyawarah Nasional Luar Biasa).
PP PELTI saat ini dipimpin oleh Nurdin Halid, yang menduduki posisi ketua umum. Andi Fajar Asti menjabat sekretaris jenderal, dan wakil ketua umum diisi empat figur yaitu Jafar Hafsah, Azis Syamsudin, Endang Agustin, dan selebriti Raffi Ahmad.
Namun, kinerja PP PELTI dianggap kurang memuaskan. Forkom (Forum Komunikasi) Lintas Pengprov PELTI belum lama ini menggelar rapat konsolidasi, yang digelar di Jakarta pada 27-28 Desember 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertemuan tersebut dihadiri oleh para perwakilan dari 23 Pengurus Provinsi (Pengprov) PELTI se-Indonesia. Dalam rilis yang diterima detikSport pada Rabu (1/1/2025), ada tiga poin yang disampaikan yaitu sebagai berikut:
1. Ketidakpuasan terhadap Kepemimpinan PP PELTI
Banyak Pengprov PELTI menyatakan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal PP PELTI saat ini. Kebijakan yang dinilai tidak demokratis, seperti pembekuan Pengprov tanpa prosedur jelas dan pengangkatan Pelaksana Tugas tanpa mencabut SK sebelumnya, telah menimbulkan dualisme kepengurusan dan konflik di berbagai daerah.
2. Krisis Tata Kelola Organisasi
Kebijakan PP PELT dianggap tidak transparan, tidak akuntabel, dan bertentangan dengan prinsip demokrasi. Hal ini menghambat pengembangan cabang olahraga tenis di tingkat daerah dan nasional.
3. Desakan untuk Munaslub
Forkom Lintas Pengprov PELTI mendesak Ketua Umum PP PELTI untuk segera mengundurkan diri dan menyerukan Munaslub sebagai langkah untuk memilih kepemimpinan baru yang lebih kompeten dan berintegritas.
"Olahraga tenis harus menjadi alat pemersatu bangsa, bukan medan konflik internal. Kami berharap Munaslub dapat menjadi titik balik untuk memulihkan keharmonisan dan mendorong pembinaan atlet tenis yang lebih baik," ujar Rudi Basuki, Koordinator Forkom Lintas Pengprov PELTI.
(rin/mrp)