Ketika publik masih riuh soal penggalangan dana untuk Rio Haryanto dan kejelasan MotoGP 2017, pemerintah kota Pangkalpinang tahu-tahu mengumumkan mereka akan menggelar Kejuaraan Motocross Dunia atau MXGP.
"Itu karena kami tidak ingin berwacana dulu baru bertindak. Kami ingin berbuat dulu, baru bicara ke media dan publik," ucap Walikota Pangkalpinang M. Irwansyah di sirkuit Suphan Buri, Thailand, akhir pekan kemarin.
Irwansyah mengundang detiksport untuk menyaksikan penandatangan kontrak kesepakatan dengan Giuseppe Luongo, presiden Youthstream yang merupakan operator MXGP, disaksikan oleh Direktur Motocross Commission dari FIM, Tony Skillington. Turut menyertai Irwansyah antara lain ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) DKI Jakarta, A. Judiarto, dan tokoh otomotif Indonesia, Mulya Said.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak menyangka diberi kemudahan ini. Mereka ternyata sudah lama menunggu-nunggu Indonesia bisa kembali menggelar seri kejuaraan dunia motocross ini. Jadi, kami bersyukur sekali dan minta dukungan masyarakat supaya Pangkalpinang bisa jadi tuan rumah yang baik," ucap walikota berusia 33 tahun itu.
Baca juga: Pangkalpinang Tuan Rumah, Indonesia Jadi Negara Asia Ketiga yang Gelar MXGP

Sirkuit
Dalam perencanaan pemkot Pangkalpinang, ada tiga lokasi yang disiapkan untuk dijadikan venue: dua di antaranya di kawasan pantai, lainnya adalah sebuah areal bekas penambangan (timah) -- sehingga ada pemanfaatannya lagi.
"Sejauh ini kemungkinan terbesar di Pantai Pasir Padi, karena ini salah satu kawasan wisata andalan Pangkalpinang. Jadi, konsepnya adalah sport tourism. Penonton bisa menyaksikan motocross dunia dengan panorama pantai," tutur Wawan.
Untuk membuat sirkuit motocross, diperlukan lahan sekitar 20 hektar. Trek balapannya sendiri panjangnya hanya sekitar 1,5 kilometer.
"Pemkot dan pemerintah propinsi (Bangka Belitung) punya lahan di sana. Jadi, soal tempat insyaallah tidak ada masalah. Nanti pihak Youthstream menjadwalkan kunjungan ke Pangkalpinang, dan mereka akan menentukan pilihannya. Dari kalkulasi kepala dinas pekerjaan umum kami, pengerjaannya bisa rampung paling lama tujuh bulan," tutur Wawan.

Infrastruktur penunjang
Untuk menerima kunjungan tetamu dari berbagai negara, Pangkalpinang sudah barang tentu harus menyediakan akomodasi yang memadai. Dari informasi Youthstream kepada detiksport, setidaknya rombongan pebalap dan tim-timnya bisa menginap sampai satu minggu. Itu tentu saja di luar kebutuhan untuk para penonton, baik lokal maupun mancanegara.
Dikatakan Wawan, saat ini sudah ada beberapa hotel berstandar internasional di kotanya seperti Aston, Novotel, Swissbel, Santika, serta sejumlah resort lain.
"Kami akan siap karena kami sedang terus menggenjot sektor pariwisata, yang ke depan akan menjadi salah satu kekuatan utama dari perekonomian Pangkalpinang.
Pangkalpinang juga sedang memulai renovasi RSUD Depati Hamzah senilai Rp 200 miliar. Nantinya rumah sakit ini diklaim akan menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia.
"Secara umum kami sedang melakukan revitalisasi berbagai sarana dan prasarana, yang akan menjadikan Pangkalpinang sebagai kota investasi yang berwawasan lingkungan. Kami juga sudah menjalin kerja sama dengan pemerintah kota Bandung dan Universitas Florida untuk pengembangan tata kota, sehingga setahap demi setahap kami bisa mewujudkan mimpi membangun industri pariwisata di Pangkalpinang," papar pria kelahiran 1 Juni 1983 itu.

Soal transportasi, saat ini frekuensi penerbangan dari dan ke bandara Depati Amir adalah 57 kali dalam satu hari. Hanya saja, untuk penerbangan internasional masih akan melalui Jakarta. "Tapi kami sedang membuka pembicaraan dengan Sriwijaya Air untuk membuka penerbangan internasional, paling tidak untuk rute Pangkalpinang-Singapura," tambah Wawan.
Pembiayaan
Ketika menandatangi MoU dengan Youthstream, tuan rumah dikenakan event/promotion fee sebesar 600 ribu dolar (Rp 7,8 miliar) per tahun, dengan pembayaran yang dibagi ke dalam dua termin. Termin pertama adalah tiga bulan sebelum event, dan sisanya tiga bulan setelah penyelenggaraan. Sebagai pembanding, promotion fee untuk MotoGP di Indonesia adalah sebesar 2 juta euro (Rp 28 miliar) per musim.
"Prinsip kerja kami adalah semangat gotong royong. Jadi, kami akan upayakan tidak menggunakan uang negara (APBD). Biaya MXGP ini tentu saja nomor satu adalah dengan sponsorship, baik dengan BUMD maupun perusahaan-perusahaan swasta.
"Plan B-nya adalah, biaya menjadi tanggungan pemerintah Pangkalpinang, tapi tetap dengan dukungan DPRD kota. Tapi sekali lagi, kami akan usahakan tidak memakai uang negara. Untuk benefit yang bisa kita dapatkan, kita harus melihatnya tidak cuma untuk hari ini melainkan jangka panjang. Saya yakin, MXGP akan memberi multiefek berupa percepatan ekonomi di Pangkalpinang dan sekitarnya," papar Wawan.

Selain itu Pangkalpinang juga akan menggelar berbagai aktivitas lain untuk menyemarakkan gelaran MXGP seperti aneka kreasi, festival budaya, dan lain-lain.
Pangkalpinang memiliki luas wilayah 118.408 kilometer persegi, sebagai jantung Pulau Bangka yang luasnya mencapai 11.693,54 km persegi.


(a2s/krs)