INASGOC mematangkan persiapan dengan menggelar simulasi bulutangkis dan basket di Istora Senayan pada Rabu (21/3/2018). Perwakilan cabang-cabang olahraga hadir, begitu pula seluruh departemen terkait, termasuk bagian penyiaran.
Direktur Broadcasting INASGOC, Linda Wahyudi, mengatakan bahwa tak ada kendala berarti terkait penyiaran. Namun, dia menyoroti soal kebutuhan listrik dan telekomunikasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Linda juga meyakini masalah penyiaran bakal bentrok dengan urusan tiket. Sebab, sebagian tribune Istora Senayan digunakan untuk kebutuhan media dan penyiaran saat pertandingan berlangsung. Sementara peliput Asian Games dari Indonesia saja bisa mencapai sekitar 1.500 orang.
"Sekarang penempatannya mau di mana. Saya katakan biasanya untuk kasus multievent seperti Olimpiade atau Asian Games, penyelenggara membatasi dengan kuota (jatah). Nah, kuotanya berapa masing-masing negara? jika akhirnya tetap banyak, ya mau tak mau ada penggiliran. Tapi ini akan dibicarakan lagi besok," katanya.
Lebih jauh Linda juga menjelaskan setelah pelaksanaan simulasi ini, khusus penyiaran, timnya akan melakukan pertemuan dengan seluruh cabang olahraga.
"Kami akan beritahu cabor mana yang akan disiarkan secara langsung, dan mana yang tidak. Supaya mengerti dan jelas aturannya. Sebab, jika sudah live semua harus clear. Tidak bisa serta merta 'eh kalian jangan di sana, atau tidak boleh ke sini'," dia menjelaskan.
Sebagai gambaran, International Games dan Broadcast Services (IGBS), sebagai penyedia siaran televisi untuk Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, bersama INASGOC tak akan membuat siaran langsung 40 cabang olahraga. IGBS akan menayangkan 38 cabor. Cabang bridge dan squash ditayangkan dengan highlight.
-------
Dapatkan 10 merchandise menarik dari detikcom dengan mengikuti survei ini. (mcy/mfi)











































