Untuk mengikuti turnamen dalam satu tahun, Dila membutuhkan biaya Rp 500 hingga Rp 700 juta. Untuk memenuhinya, Dila yang akan bermain untuk Indonesia di Asian Games dan sudah menjadi langganan Timnas tenis sejak 2015 itu, mendapatkan bantuan dana dari KONI Jawa Timur.
Mengandalkan hadiah pun sulit. Sebab, Dila yang baru kembali ke tenis pro pertengahan tahun lalu masih bermain di turnamen ITF 15 ribu. Hadiah belum cukup untuk menutup kebutuhan hotel dan tiket penerbangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudah begitu, jika mengikuti turnamen nasional, hadiah untuk petenis putri hanya separo dari sektor putra. Dia berharap hadiah untuk juara putra dan putri bisa setara.
"Belum lama ini kan hari Kartini ya. Buat aku sosok Kartini dan perjuangannya itu masih relevan banget. Soalnya, di tenis nasional itu wanita masih dianggap nggak sama kayak laki-laki," kata Aldila dalam wawancara One on One dengan detikSport.
"Sebagai contoh untuk turnamen di Manado kan aku juara dan itu hadiah uang untuk petenis wanita hampir setengah Rp 7,2 jura sedangkan yang laki-laki Rp 14 juta," ujar dia.
Baca Juga: Bukan Dari Keluarga Atlet, tapi Aldila Akrab dengan Tenis Sejak Kecil
"Ke depannya aku berharap hadiah bisa sama besar (antara petenis putra dan putri). Karena kan kita mainnya sama, durasinya sama, draw-nya sama. AKu berharap agar bisa sama," tutur dia.
Di luar hadiah yang diterima, Dila bersyukur tak banyak perbedaan untuk petenis putra dan putri di Tanah Air. Termasuk soal pembinaan.
"Kami di Timnas latihan bareng di Hotel Sultan. Nggak ada bedanya. Cuma itu tadi, aku berharap agar hadiah turnamen nasional seperti di ajang internasional, untuk petenis wanita dan laki-laki setara," ujar dia.
(fem/rin)