Kiprah Indonesia di Piala Uber 2018 hanya sampai perempatfinal usai disingkirkan tuan rumah Thailand dengan skor tipis 2-3. Ini adalah yang keempat kalinya berturut-turut Indonesia terhenti di fase yang sama.
Bagaimanapun, Indonesia memang hanya menempati peringkat ketujuh dalam daftar unggulan Piala Uber tahun ini, di bawah China, Korea, Jepang, Denmark, Thailand, dan Taiwan. Adapun pemain-pemain yang dibawa terdapat para pemain muda sekaligus debutan seperti Gregoria Mariska Tunjung, Ruselli Hartawan, dan Dinar Dyah Ayustine.
"Secara kekuatan, ranking, komposisi memang harus mengakui kita agak tertinggal. Dari prestasi dari nomor ganda, super series bisa juara tapi itu pun tidak stabil, yang kebanyakan dari Greysia/Apriyani," ungkap manajer tim Piala Thomas dan Uber Indonesia itu kepada pewarta di Hotel Novotel Impact, Bangkok, Sabtu (26/5/2018).
"Sedangkan Della/Rizki kelasnya masih di GP Gold. Bagaimana meningkatkan kelas mereka tidak hanya di situ tapi juga di super series dan lebih konsisten. Kalau di tunggal, beberapa (pemain) juara, tapi kelasnya di Challenge, kalau di GP kita bisa masuk final tapi kalau juara masih belum. Di GP Gold semifinal, jadi memang dari kelas itu saja bisa dilihat kekuatan putri kita masih di bawah dari tim-tim putri yang lain yang masuk semifinal (piala uber)," lanjut Susy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya kalau kita tertinggal jauh, tidak. Kita sudah mulai ada progres, kita mulai bersaing, bisa melawan, tapi bagaimana meningkatkan konsistensi permainan, yang belum dipunya putri-putri kita. Lalu fighting spirit yang lebih besar. Saat ini putri-putri kita kurang greget, kurang ganas di lapangan. Kalau mati sekali 'ya sudahlah'. Namun, secara keseluruhan secara permainan mereka sudah berusaha maksimal.
Kegagalan ini menciptakan tanda tanya besar akan laju tim putri Indonesia di Asian Games. Susy mengungkapkan bahwa tidak ada cara lain selain kerja lebih keras untuk memperbaiki kekurangan.
"Kita mesti melihat dari hasil di sini bahwa ini bisa menjadi penilaian, pembelajaran. Kita mau maju ke depan, pada saat kita kalah atau menang bisa menjadi pembelajaran. Di saat kalah apa yang menjadi kesalahan dan kelemahan kita," sambung dia.
"Evaluasi Piala Uber konsistensi, konsentrasi, keberanian. Kenapa sih ngga bisa main lepas? Karena kita mungkin menghadapi situasi yang sama saat Asian Games nanti."
(rin/nds)