Hal yang wajar jika LeBron berkata demikian mengingat Cavs mengalami cukup banyak masalah di musim reguler. Mulai dari perubahan skuat yang cukup signifikan hingga inkonsistensi penampilan yang berujung hasil buruk.
Performa mereka berada di titik terendah pada Desember dan Januari lalu. Saat itu Cavs kalah sembilan kali dari 12 laga. Mereka bahkan takluk dengan selisih 28 poin melawan Minnesota Timberwolves, 34 poin kala melawan Toronto Raptors, dan terakhir ketika membuat Oklahoma City Thunder mampu membuat 148 poin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: James Pimpin Cavs ke Final NBA |
LeBron juga sempat mengalami masalah pribadi terkait motivasi bermainnya ang menghilang. Bahkan LeBron juga pesimistis bisa melaju lebih jauh jika melihat kondisi timnya.
Tapi, satu per satu rintangan dilewati sampai akhirnya mampu melangkah ke final usai melewati Boston Celtics selama tujuh gim final Wilayah Timur.
"Ada momen saat saya berpikir, 'Ok, apakah Cavs bisa menembus playoff?'. Setelah itu saya membuat mindset baru. Seperti 'saya tak mau terfokus dengan percakapan itu. Sangat menggelikan, dan saya harus bisa membawa tim ke post season'," ujar LeBron kepada ESPN.
"Saya sempat berpikir 'tak yakin apa yang akan dilakukan klub. Kami tak bermain dengan baik.' Tapi Anda tak bisa menjual diri Anda seperti itu. Banyak orang yang melihat Anda. Anda memiliki banyak anak untuk diberikan inspirasi," sambungnya.
"Dan Anda selalu berbicara tentang seberapa hebatnya Anda tiap hari. Saya selalu berpikir seperti itu sebelum deadline trade," tutur dia.
Baca juga: 10 Fakta Menarik Jelang Playoff NBA 2018 |
Benar saja, LeBron memperlihatkan performa yang sangat luar biasa di postseason. Ia membuat rataan 34 poin, 9.2 rebounds, dan 8.8 assists per laganya untuk membawa Cavs bertemu Golden State Warriors kembali selamat empat musim beruntun.
(mrp/yna)