Christopher, 28 tahun, bertekad untuk bisa menembus persaingan papan atas tenis dunia. Saat ini, petenis kelahiran Jakarta itu bercokol di peringkat 98 dunia.
Menjadi petenis awalnya dijalani karena ikut-ikutan. Saat kecil, dia justru ingin serius di akademi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat kecil, untuk jadi petenis ya enggak, apalagi sampai kepikiran bakalan ikut pro. Saat kecil dari tenis inginnya kuliah di Amerika Serikat. Nah, saat usia 18 tahun, semua tiba-tiba berubah, ketemu Robert Davis, pelatih saya ini," kata Christopher dalam wawancara One on One dengan detikSport.
"Dia bilang aku punya kesempatan untuk menjadi juara, utamanya di Asia Tenggara. Waktu umur 18 tahun itu, aku sudah menjadi nomor 1 di Indonesia. Why not enggak diterusin," tutur Christo.
"Setelah ambil keputusan ambil pro, banyak rintangan, utamanya di di tiga tahun pertama, tapi aku terus mencoba, kemudian prestasi mulai naik," ujar peraih emas SEA Games 2017 Kuala Lumpur itu.
Sepuluh tahun sejak itu, Christo tetap menjadi petenis terbaik di Tanah Air. Dia akan menjadi tumpuan Indonesia untuk meraih medali emas Asian Games 2018.
(mcy/fem)