Indonesia Open 2018 kali ini akan memperebutkan total hadiah sebesar USD 1,25 juta dolar atau hampir setara Rp 17 miliar. Kenaikan ini juga sejalan dengan peningkatan level turnamen pertandingan. Tidak hanya itu juga kualitas yang ingin diberikan kepada penonton.
Ketua Panitia Penyelenggara Indonesia Open Achmad Budiharto mengatakan persiapan penyelenggaraan sampai sekarang masih terus berjalan. Waktu yang mepet menjadi tantangan untuk mereka dalam memberi kenyamanan baik atlet maupun penonton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain itu, dari sisi lapangan lebih ke penataan e-board, pengukur service, dan masih kami atur serta simulasikan agar lebih leluasa," tambahnya.
"Tantangan kami memang cukup besar untuk Indonesia Open kali ini. Kami baru bekerja setelah test event parabadminton Asian Para Games selesai 28 Juni. Praktis 29 Juni baru mulai dan itu terlalu pendek karena biasanya normal 5 hari sudah persiapan," tuturnya.
Menyelenggarakan Indonesia Open memang bukan kali ini saja. Namun, pengalaman dari event Indonesia Masters Januari lalu, menjadi pelajaran penting PBSI dalam memberi kenyamanan bagi penonton. Teruatama fasilitas makan dan ruang beribadah.
"Fasilitas beribadah, kemarin salah satunya musala yang di dalam terlalu sempit, sehingga banyak yang harus antre. Sekarang kami buat musala di luar, dekat pinggir jalan, dibuat portable. Itu bisa memuat 200 sampai 300 orang. Jadi harapannya tidak ada antre," ujarnya.
"Itu jadi catatan yang kami terima saat Indonesia Masters kemarin. Yang kedua, soal fasilitas untuk makan, itu kami tambah tempatnya supaya lebih nyaman."
"Harapan kami tentu dapat mempertahankan gelar sebagai penyelenggara event bulutangkis terbaik di dunia," ujarnya. (mcy/rin)