.webp)
Menjelang Asian Games 2018, atlet-atlet Indonesia yang akan berjuang akan mendapat uang saku sebesar Rp 1 juta per hari. Nominal itu tertera pada Surat Keputusan (SK) yang ditandatangani Menteri Keuangan, Sri Mulyani, pada 26 Juli 2018 tentang uang saku atlet pada multievent.
Jumlah itu tak berbeda jauh dengan uang saku atlet pada SEA Games 2017 Kuala Lumpur, berkisar antara USD 75 sampai 100 per hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atlet polo air putri, Alya Nadira Trifiansyah, senang dengan uang saku itu. Menurutnya, uang saku tersebut bisa memotivasi dia untuk berbuat lebih kepada negara.
"Alhamdullilah. Pastinya disyukuri namanya rezeki. Saya pribadi sebagai atlet dengan fasilitas yang diberikan seperti kolam megah sudah cukup. Sekarang tinggal bagaimana kami sebagai atlet dapat memberikan yang terbaik untuk negara. Jadi berapa pun yang diberikan pemerinntah saya syukuri," kata Alya kepada detikSport, Senin (6/8/2018).
"Besar atau kecilnya uang yang diperoleh bukan perkara besar untuk saya. Karena saya pribadi orientasinya prestasi bukan uang. Tapi ini cukup memotivasi kami," dia menambahkan.
Terpisah, lifter Eko Yuli Irawan mengungkapkan nominal itu lebih kecil dari level multievent Asia Tenggara, SEA Games. Lagipula perhitungannya hanya saat pertandingan.
"SEA Games itu jika tidak salah sekitar Rp 11 juta (penuh), tapi ini kan angkat besi hanya 7 hari dipertandingkan jadi jika hitungannya dua sebelum tanding sampai dua hari setelah tanding ya lebih kecil," ujar Eko.
"Bahkan Asian Games sebelumnya saja sekitar Rp 15 juta. Itu rata-rata semua atlet begitu. Makanya kalau bisa ya lebih tinggi dari SEA Games karena ini eventnya kan juga lebih tinggi," kata dia.
Senada, sprinter Yaspi Boby berpendapat serupa.
"Kecil dong uang sakunya, Mbak. Uang saku SEA Games saja yang saya ingat sekitar Rp 20 juta selama multievent," kata Yaspi.
"Saran saya sih uang sakunya jangan sampai kecil dari uang saku SEA Games. Karena kalau atlet tidak dapat medali bagaimana? bisa gigit jari," dia menambahkan.
(mcy/mrp)
