Lomba film pendek tersebut telah digelar beberapa hari yang lalu. Dari ratusan peserta, terpilih 10 film pendek yang masuk nominasi.
Panitia dan juri festival ini yang berasal dari Kemenpora, Purna Prakarya Muda Indonesia (PPMI), dan aktor senior Slamet Rahardjo langsung memilih para pemenang festival tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka bisa berpartisipasi membuat film pendek dalam event Asian Games yang belum tentu mereka buat dalam kurun 30 tahun ke depan. Jadi eventnya seperti itu. Walaupun belum dapat juara dan hanya masuk nominasi, itu akan menjadi sebuah ingatan penting," sambungnya.
Setelah melakukan berbagai penilaian, juara pertama festival ini direbut oleh peserta asal Bandung dengan judul film Adharma yang mengantongi nilai 93. Film tersebut menceritakan perjuangan atlet lari yang masih mengandalkan bantuan jimat dalam kariernya sebagai atlet.
Juara kedua diraih film produksi mahasiswa Universitas Pakuan Bogor dengan judul film Mengucap Syukur yang mengantongi skor 92. Film yang menceritakan kehidupan atlet renang difabel yang ditinggal ibunya saat persiapan Asian Para Games.
Lalu juara ketiga diraih film produksi Aksara Buana dari Kepulauan Riau dengan skor 91. Film yang berkisah tentang atlet dayung yang berasal dari keluarga seorang nelayan.
"Berkompetisi itu bagus. Pesan saya buat para sineas muda, jangan pernah takut membuat film," tutur aktor kawakan Slamet Rahardjo.