Jadi tukang lipat parasut atau Paraboy dilakoni Aris sejak masih duduk di Sekolah Dasar (SD). Begitu masuk jenjang SMP, ia kemudian mulai berlatih terbang menggunakan parasut. Ia banyak dilatih oleh ayah dan pamannya yang kebetulan penerbang paralayang.
Dari situ, ia kemudian menggemari olah raga ini. Spesialisasi Aris biasanya adalah di akurasi dan juga lintas alam. Ia berlatih 10 kali untuk akurasi dan berjam-jam untuk terbang lintas alam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun mengaku bangga menjadi salah satu peraih emas dan mengharumkan nama Indonesia di Asian Games. Ke depan, Aris mengaku akan fokus untuk menghadapi kejuaraan dunia paralayang di Nepal.
Soal bonus, ia mengaku mendapatkan total Rp 1 miliar lebih. Termasuk tambahan Rp 200 juta yang ia terima dari Pemprov Banten karena meraih 1 emas dan 1 perunggu. Rencananya uang tersebut akan ia belikan rumah dan tabungan untuk istri.
"Rencananya untuk beli rumah, kebetulan orang tua di Puncak, Bogor. Jadi beli di sana dan dekat ke tempat latihan," ujarnya. (bri/rin)