Hilman, 26 tahun, tak mendapatkan pendidikan khusus disabilitas saat masih duduk di bangku sekolah, meski memiliki satu kaki dan jari-jari tangan yang tak utuh. Kondisi itu bawaan sejak lahir.
Pemuda asal Ciamis, Jawa Barat itu mengenyam pendidikan di sekolah umum. Aktivitas olahraganya menonjol. Dia tak canggung meramaikan sepakbola dan voli di kampung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah jalan untuk menjadi atlet terbuka kala Hilman singgah di Solo. Waktu itu, dia masuk di Rehabilitasi Centrum (RC) Prof Dr Soeharso Solo.
"Saya lihat ternyata ada banyak difabel yang berolahraga. Ternyata ada kejuaraan olahraga untuk difabel," ujar Hilman di sela-sela latihan di Sumber, Banjarsari, Solo, Selasa (18/9/2018).
Karier pertamanya dimulai saat duduk di bangku kelas dua SMK. Hilman sukses menyabet medali perunggu dalam ASEAN Para Games 2011 Indonesia lewat cabor voli duduk.
Sederet prestasi kemudian dia torehkan di ajang Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) dan Pekan Paralimpiade Daerah (Peparda) Jawa Barat). Terakhir ia berhasil menyabet medali emas di Bandung.
Tahun lalu, anggar buka lowongan. National Paralympic Committee (NPC) akan menggelar pelatnas anggar untuk menghadapi Asian Para Games 2018 mulai 6-13 Oktober.
"Waktu ada kabar anggar masuk Asian Para Games, saya tertarik, siapa tahu bisa berkembang. Saya ikut seleksi nasional, ternyata lolos pelatnas," kata Hilman.
Kini Hilman dan kawan-kawan harus berlatih dari nol karena beralih dari voli duduk ke cabor anggar. Beberapa kali mereka melakukan latihan ke Malaysia dan Polandia.
"Hasil try out memang hanya bisa lolos pool. Tapi sedikit banyak kami sudah belajar dari senior di negara lain," katanya.
Hilman akan turun di individu EP, individu sabel, beregu EP dan beregu sabel. Tim menargetkan memperoleh dua medali emas dari cabor ini.
Secara pribadi, Hilman memiliki janji jika berhasil memperoleh medali emas. Bonus yang ia peroleh nanti akan digunakan sebagian untuk membangun masjid di kampungnya.
"Kalau bonus Peparnas kemarin untuk modal nikah. Nanti kalau rezeki dapat emas saya nazar bangun masjid. Di desa saya ada masjid tapi pembangunannya enggak selesai karena kurang dana," ujar dia.
Tonton juga 'Menpora Optimistis Indonesia Masuk 7 Besar di Asian Para Games':
(fem/fem)