Penglihatan Abdul Halim Meredup Usai Terpeleset dari Pohon Jambu

One on One

Penglihatan Abdul Halim Meredup Usai Terpeleset dari Pohon Jambu

Mercy Raya - Sport
Rabu, 03 Okt 2018 18:52 WIB
Abdul Halim saat berlatih di Stadion Sriwedari, Solo. (Agung Pambudhy/detikSport)
Solo - Abdul Halim Dalimunthe pernah melihat warna-warni dunia. Tapi, jatuh hingga bikin cedera tulang ekor membuat penglihatannya menurun hingga buta total.

Halim, 33 tahun, menjadi salah satu jagoan Indonesia di Asian Para Games 2018 untuk cabang olahraga atletik. Nomor spesialisnya ada di lari 100 meter dan 200 meter, juga lompat jauh.

Atletik ditekuni Halim belakangan. Saat masih duduk di bangku sekolah dasar, Halim berlatih sepakbola. Dia tergabung dalam sebuah sekolah sepakbola (SSB) di Jakarta sejak masih menjadi siswa sekolah dasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Harapan untuk menjadi pemain profesional itu pupus saat dia duduk di bangku SMA. Dia menjadi tunanetra.

"Dulu, saya normal, saya bisa melihat. Saya menjadi tunanetra karena ablasio retina. Jadi, saraf retina saya kena makanya ada penurunan penglihatan," kata Halim mengenang peristiwa pada 2003 atau saat dia berusia 18 tahun dalam One on One detikSport.

Di tahun itu pula, Halim berusaha untuk memperbaikinya dengan operasi tanam silikon. Operasi gagal. Dua tahun kemudian, Halim sekali lagi menjalani operasi. Lagi, lagi upayanya buntu.

"Saat perban dibuka, saya kaget. kok semua gelap," kata Halim.

Sejak itu, Halim menyadari, dia tak bisa melihat lagi. Dia buta total.

Kebutaan itu bukan tanpa sebab. Sebelum benar-benar menjadi tunanetra, Halim mengalami kecelakaan yang membuat tulang ekornya cedera. Saraf matanya terganggu.




"Sejak SMP kok makin buram. Ditolong pakai kacamata enggak bisa," ujar Halim.

"Saraf retina itu, kayaknya, barangkali, terkena saat saya jatuh. waktu hujan-hujan usai berlatih bola, saya dan teman-teman manjat pohon jambu. Karena licin, saya jatuh," kata Halim.

"Saya enggak sadar, tulang ekor saya cedera. Sejak itu, penglihatan saya lama-lam menurun. Kayak televisi rusak, buram.

Halim sih tak menyesal. Dia berlapang dada dengan babak baru dalam hidupnya, meski sering termarjinalkan.




(fem/fem)

Hide Ads