Opening ceremony Asian Para Games digeber di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SU GBK) Senayan, Sabtu (6/10). Jay Subiyakto masuk dalam jajaran tim kreatif penyusun konsep pembukaan Asian Para Games 2018. Dia menjabat sebagai Associate Creative Director & Set Designer Asian Para Games 2018.
Seperti apa keterlibatannya? Apa saja tantangan yang dihadapinya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikSport (d): Bagaimana awal proses keterlibatan Anda dalam pembukaan Asian Para Games?
Jay: Jadi yang menawarkan saya itu dari BWS (Balich Worldwide Shows), dia googling, siapa nih dari Indonesia. Jadi, dari BWS kemudian meminta Royalindo untuk menghubungi saya dan kemudian saya dipanggil.
d: Apakah Anda langsung mengiyakan tawaran tersebut?
J: Pertama saya tanya jadi apa dulu. Oh ini seperti konsultan jadi associate begitu karena memang idenya sudah ada dari mereka dan itu sudah bulan Juni.
d:Lantas berapa persen keterlibatan pada peran Anda?
J: Keterlibatan saya hanya 30 persen.
d: Apa yang paling signifikan?
J: Bentuk panggung. Tadinya kan bentuknya kotak, saya bilang Indonesia lebih lengkung dan melambangkan garis khatulistiwa dan bagaimana konsep penyalaaan obornya.
d: Akan ada berapa penampil di acara tersebut?
J: Secara keseluruhan itu ada 1.500. Lebih banyak penampil yang Asian Games memang. Tapi karena itu tadi budget sedikit, persiapan juga sedikit.
d: Berapa persen keterlibatan penyandang disabilitas?
J: Paling 10 persen karena kebanyakan atlet. Ini yang ingin saya tonjolkan. Kalau yang lain untuk penari. Jadi untuk menampilkan ini harus ada nomor khusus, seperti penari disabilitas hanya menari berdua, lalu kelompok penari hip hop berenam, belum atlet-atlet yang saya munculkan.
d: Apa yang menjadi konsep dari keseluruhan pembukaan Asian Para Games ini?
J: Kalau keseluruhan itu bahwa disabilitas itu bukan kekurangan justru kelebihan. Karena saya lebih fokus juga ke hiburan untuk orang tapi lihat lah ini adalah sebagian dari masyarakat kita, masyarakat dunia, yang memiliki kehebatan luar biasa.
d: Ini bentuk apresiasi juga kah kepada mereka yang saat ini berjuang untuk negaranya?
J: Ya, jadi jangan selalu mengasihani mereka karena sebenarnya mereka justru lebih hebat dari kita yang punya semuanya.
d: Harapannya seperti apa untuk pembukaan nanti?
J: Harapan saya supaya ini bisa sampai pesannya. Karena ide yang saya kasih ke mereka sebagai input ini harus intimed, harus lebih menghargai para difabel. Jadi orang harus lebih banyak tahu tentang kemampuan atlet, menunjukkan bahwa Indonesia ini yang harus dibanggakan. Bukan harus ada penyanyi dari luar, buat apa? Kenapa kita tidak munculkan yang Indonesia walaupun ada penari internasional karena di sini belum ada. Tapi dengan itu saya maunya peran difabel Indonesia tergerak 'Wah ternyata saya bisa menjadi penari, ternyata saya bisa hip hop atau apa' begitu sih.
Simak Juga 'Wishnutama Absen di Asian Para Games 2018':
(mcy/fem)