Total ada 10 lifter putra dan putri, lima pelatih, serta manajer dan tim pendukung turut dalam ajang yang akan berlangsung 1 sampai 10 November tersebut.
"Berangkatnya tadi tengah malam. Mereka transit dulu di Dubai selama 18 jam. Sambil menunggu mereka menginap di hotel dan akan ada satu kali training dulu di sana (Dubai) sebelum mereka melanjutkan perjalanan lagi," kata Kabid Binpres PABBSI, Alamsyah Wijaya, kepada detikSport, Minggu (28/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau melihat mereka latihan sudah bagus. Tapi secara psikologis juga tak terlalu pengaruh karena rata-rata turun sekilo. Mungkin yang telak adalah karena ini individual kualifikasi. Kalau dulu kan bisa serombongan berangkat, misal 15 lifter. Sekarang yang dianggap punya potensi yang jalan. Makanya seminiminal mereka bisa masuk 8 besar dunia semua aman," Alamsyah menjelaskan.
Untuk bisa lolos Olimpiade, seorang atlet angkat besi diwajibkan mengikuti enam seri pertandingan angkat besi hingga 2020. Enam seri tersebut dibagi menjadi dua kategori gold dan silver.
Nah, kejuraan dunia yang berlangsung November nanti masuk kategori Gold. Lifter Indonesia masih ada lima seri lainnya yang juga tak kalah penting.
"Setelah Ashgabat, terdekat ada event seri silver di Thailand, Februari 2019. Tapi menurut saya harus didilihat dulu karena dibagi zona waktu juga tiap enam bulan. Dari Oktober sampai April, lalu April sampai Oktober,begitu seterusnya. Jadi dalam zona waktu harus pilih satu gold atau silver," lanjutnya.
"Tapi tetap harus dikejar 8 besarnya. Lakukan yang terbaik karena ini poin pertama mereka di seri dunia yang gold. Jadi harus diawali yang baik. Jangan mentang-mentang ada enam seri, ah masih ada lima lagi. Tak bisa seperti itu," ujar Alam, menyoal target.
(mcy/cas)