PB TI telah menggelar pelatnas sejak awal Oktober. Itu sebagai persiapan Kejuaraan Dunia Poomsae (seni) yang berlangsung sejak 14 November dan akan berakhir Minggu (18/11/2018) ini.
Sementara, kyorugi (tanding) berfokus kepada persiapan umum karena tidak ada kejuaraan hingga akhir tahun ini. Jadwal terdekat untuk nomor ini berupa tes fisik (akhir November) dan Kejuaraan Nasional Taekwondo Junior yang berlangsung di GOR Popki, Cibubur, 13 sampai 16 Desember.
"Kami tidak tahu kondisi atlet seperti apa kemarin, karena beberapa atlet juga baru tanding di Pekan Olahraga Daerah (Porda). Makanya, akhir bulan ini akan diadakan tes fisik lagi untuk menyesuaikan standar yang ada pada taekwondo,' kata Kabidbinpres PB TI Rahmi Kurnia kepada detikSport, Minggu (18/11/2018).
"Jadi, meski kemarin masuk pelatnas Asian Games tidak menjamin dia akan menjadi tim untuk selanjutnya. Kami akan evaluasi lagi," kata dia menambahkan.
"Kami juga belum mengajukan proposal karena saya masih di sini (Taiwan), selain itu sisa anggaran 2018 yang 30 persen baru keluar, jadi kami belum bisa memberikan pengajuan baru karena LPJ-nya belum selesai," Rahmi menjelaskan.
Untuk menuju Olimpiade 2020, PB TI berharap kuota pelatnas ditambah, tidak cuma 18 atlet dengan yang didanai pemerintah 16 atlet seperti pada Asian Games 2018. Itu untuk menambah lawan latih tanding. Kualifikasi Olimpiade 2020 untuk kyorugi dimulai awal tahun 2019.
"Terpaksa kami nombok dua atlet ke Asian Games. Padahal, Taekwondo ini olahraga beladiri. Harus ada persaingan, latihan berpasangan. Kalau hanya satu kelas satu orang satu saya pikir kurang. Kalau boleh usul lagi, campur senior dan junior. Jadi akan ada percepatan regenarasi," ujar Rahmi.
"Nanti programnya ada dan kami akan buat tim kecil khusus persiapan menuju olimpiade. Yang jelas ada beberapa untuk SEA Games 2019 Manila, ada yang untuk olimpiade," ujar peraih medali perak Olimpiade 1992 Barcelona ini.
Saksikan juga video ' Merdeka Itu Kebebasan untuk Memilih ':