Perhitungan poin Olimpiade akan dimulai Mei 2019. Meski bergulir enam bulan lagi, Richard tak ingin kecolongan. Richard bertekad melanjutkan hasil manis di Olimpaide Rio de Janeiro 2016 lewat pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Kali ini, tugas Richard boleh dibilang lebih berat. Ganda campuran pelatnas kehilangan dua pemain putri ganda campuran yang cukup matang sekaligus, Liliyana dan Debby Susanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang sudah pasti Hafiz/Gloria, Praveen/Melati, Ronald/Annisa, dan Eko/Gischa. Nah, di bawah itu bisa terjadi tukar pasangan nanti. Kalau dua pasang teratas sudah pasti tidak bisa karena Mei 2019 sudah masuk perhitungan Olimpiade. Tapi bukan berarti Mei itu dimulai dari nol ya, tapi meneruskan poin yang sudah ada," kata Richard kepada detikSport, Jumat (23/11/2018).
![]() |
Di sisi lain, Richard juga mulai berhitung soal turnamen-turnamen yang bakal diikuti oleh atletnya mulai tahun depan. Satu kendala yang dia hadapi karena penampilan gandanya yang inkonsisten sehingga dia harus membuat beberapa rencana untuk menutupi poin.
"Kalau dulu kan saat Tontowi/Liliyana, mereka berangkat sudah pasti final, jadi tidak masalah. Untuk Hafiz/Gloria kami butuh cadangan turnamen. Jadi, misalnya, berangkat ke negara A, dia target semifinal, tapi ternyata dapat 16 besar atau delapan besar. Saya harus cepat tukar dengan turnamen lainnya, gali lubang tutup lubang untuk menutupi yang gagal target itu," dia menjelaskan.
"Ini sama kejadiannya seperti model Praveen/Debby. Mereka bersaing dengan pasangan Korea, dan bisa dibilang hampir 25 turnamen yang mereka ikuti dan akhirnya lolos. Dan kami harus melakukan itu saat ini," dia mengungkapkan.
(mcy/fem)