.webp)
Dalam pertandingan di babak perempatfinal, di Istora, Senayan, Jumat (25/1), Jonatan hanya membutuhkan laga dua gim untuk menyingkirkan Kidambi. Pemilik emas Asian Games 2018 itu menang 21-18, 21-19.
"Puji Tuhan bisa lolos delapan besar. Ini menjadi semifinal pertama di tahun 2019. Saya antusias sekali menyambut pertandingan besok. Jujur tadi enggak memikirkan untuk menang atau masuk semifinal. Saya cuma berpikir yang penting main bagus, menang dan kalah sudah ada yang mengatur," kata Jonatan usai pertandingan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari awal pertandingan terlihat Srikanth belum langsung panas. Hanya saja, saat interval, bola-bola depan, smes, dan lob banyak masuk. Dia bisa mengontrol pertandingan. Sebaliknya, saya malah terburu-buru untuk menyerang," ujar Jojo.
Gim kedua berjalan lebih mudah bagi Jojo. Dia selalu memimpin jalannya pertandingan, namun sempat kelabakan mendekati akhir gim.
"Memasuki gim kedua, di awal pertandingan cukup bagus. Seperti saat menghadapi Shi Yuqi, saya bisa memimpin pertandingan 5-0, tapi lagi, lagi, saat posisi 11-4, Srikant tampil tanpa beban dan lebih sabar. Justru, kebalikannya saya buru-buru mau serang dan berupaya untuk mematikan sampai jarak terpangkas 16-11, dan terkejar 19-18," kata Jojo.
"Saya cuma berpikir jangan sampai rubber game. Sayang tenaganya hehehe. Saya pun mencoba untuk bermain lebih sabar, akhirnya unggul 19-18 . Saya sabar, namun mencoba untuk terus menekan lebih dulu dan itu, saya rasa, berjalan," Jojo menegaskan.
Dengan kemenangan itu, Jonatan lolos ke babak empat besar. Jonatan menghadapi Anders Antonsen dari Denmark. Antonsen melaju ke babak semifinal usai mengalahkan Lee Zii Jia dari Malaysia dengan skor 21-13, 21-13.
Semifinal tunggal putra lain masih diperebutkan oleh Kento Momota dari Jepang melawan Anthony Sinisuka Ginting dan Viktor Axelsen (Denmark) menghadapi Chen Long (China).
(fem/fem)
