Dalam dua tahun terakhir, Yamaha harus puas hanya menempatkan pebalap di posisi tiga kejuaraan dunia. Maverick Vinales finis ketiga di 2017, di belakang Marc Marquez (Repsol Honda) dan Andrea Dovizioso (Ducati).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Persoalan utama yang dikeluhkan Rossi dan Vinales adalah terkait perangkat kontrol elektronik (ECU). Kinerja ECU Yamaha dinilai belum optimal, membuat ban tak punya traksi bagus sehingga cepat terkikis.
Persoalan ini pun diakui oleh kepala tim Yamaha Motor Racing (YMR)Lin Jarvis.
"Masalah besar tahun lalu adalah konsumsi ban dan selip, jadi kami kekurangan traksi di banyak titik. Mesinnya terlalu agresif di sentuhan pertama, ketika Anda mengegas saat keluar tikungan," kata Jarvis dilansir Crash.
"Para kompetitor kami bisa membuka gas dengan cukup keras, dengan sudut menikung sedemikian rupa, tanpa mengalami selip. Ini adalah persoalan, sebagian dari sasis, sebagian dari mesin, tapi kebanyakan adalah soal manajemen elektronik. Di sanalah kami kesulitan," tambahnya.
Manajer Umum Divisi Pengembangan Motorsport Yamaha Kouichi Tsuji menyebut untuk tahun ini, ada perhatian besar untuk elektronik. Perekrutan ahli ECU Michele Gadda salah satunya.
"Kami sudah berinvestasi lebih besar dalam pengembangan di Italia dan Michele adalah salah satu sosok kunci. Dia menangani pengembangan elektronik YMR," tandas Tsuji. (raw/cas)