Dear Pelti, Pandai-Pandailah Datangkan Turnamen Tenis ke Indonesia

Dear Pelti, Pandai-Pandailah Datangkan Turnamen Tenis ke Indonesia

Mercy Raya - Sport
Senin, 11 Feb 2019 15:25 WIB
Tim Fed putri berharap PP Pelti mendatangkan banyak turnamen internasional ke Indonesia. (Mercy Raya/detikSport)
Jakarta - Tim nasional tenis Indonesia berhasil mempertahankan slot pada Grup 1 zona Asia Oceania Piala Fed 2019 dengan susah payah. Ditengarai kurang pengalaman bertanding karena minim turnamen internasional di sini.

Piala Fed bergulir di Daulet National Tennis Centre, Astana, Kazakhstan, 6-9 Februari. Indonesia menjadi penghuni Grup B bersama China, Pasific Oceania, dan Korea Selatan.

Dari tiga laga yang dijalani, Indonesia menelan dua kekalahan. Yakni, digasak China dan Korea Selatan dengan skor sama-sama 0-3. Satu-satunya kemenangan Tim Merah Putih dituasi atas Pasific Oceania 3-0.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua kekalahan dan sekali menang itu itu membuat Indonesia sempat berada di ujung tanduk. Indonesia harus menjalani babak playoff untuk bertahan di Grup 1 Zona Asia-Oceania itu.

Aldila Sutjiadi dkk berebut tempat dengan Thailand. Di akhir laga, skuat Merah Putih berhasil menang atas Thailand 2-1 dan otomatis bertahan di Grup 1.


"Selama Fed Cup ini, kami sudah mencoba yang terbaik. Apalagi, melihat komposisi pemain lawan yang secara peringkat jauh di atas dan kami termasuk underdog. Tapi, kami berhasil mematahkan itu dan stay di Grup 1," kata salah satu pemain Aldila, dalam jumpa pers di Sekretariat PP Pelti, Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Senin (11/2/2019).

"Tentu ini menjadi pengalaman kami juga termasuk di individu. Memang lawannya cukup berat dan pengalaman, jadi kami banyak sparring juga sehingga kami tahu kelemahan dan kekurangan kami dan semoga bisa lebih baik lagi," ujar Aldila kemudian.

Pemilik medali emas Asian Games 2018 di nomor ganda campuran bersama Christopher Rungkat itu menilai kemampuan petenis Indonesia tak buruk-buruk amat, Malah, bisa dibilang kemampuan teknik petenis-petenis Indonesia cukup mumpuni. Hanya saja, kurang matang karena minim pengalaman latih tanding dengan tim yang levelnya lebih sip.

Jessy Rompies, petenis dalam Tim Fed Indonesia lainnya menyebut pengalaman minim itu disebabkan petenis Indonesia jarang tampil di ajang internasional. Lagi, lagi, terkendala dana.

"Banyak pemain mereka yang sudah turun di grand slam, pertandingan-pertandingan yang lebih tinggi levelnya dari yang biasa kami ikuti, dari situ saja sudah berbeda. Jadi pengalaman saja yang membedakan," ujar dia.

"Ke depan, kami berharap ada pertandingan lebih banyak dilakukan di Indonesia. Karena, kalau mengandalkan bertanding di luar juga perlu biaya," Jessy menimpali.


(mcy/fem)

Hide Ads