Indonesia dan Dorna Sport SL menyepakati bergulirnya MotoGP mulai 2021. Kerjasama berlangsung selama tiga tahun dan kesepakatan itu telah didengar oleh Kemenpora.
"Kami mendukung sepenuhnya persiapan MotoGP 2021, apalagi Dorna sudah memberikan persetujuannya, sudah kontrak. Dan bahkan dua hari yang lalu saya sudah komunikasi dengan ketua umum IMI (Ikatan Motor Indonesia). Karena pada saat (MotoGP) masuk ke Indonesia, mediasinya melalui IMI. Dan sejauh ini sih sudah lancar," kata Gatot ketika di temui di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Minggu (24/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menyoal dukungan, Gatot mengatakan, MotoGP di Mandalika berbeda kasus dengan rencana balapan di Sentul, Jawa Barat, dan Palembang. Menurutnya, Mandalika dianggap sudah mampu secara finansial, penyelenggara, dan koordinasi dengan pihak Dorna.
"Sehingga kami tinggal mendukung apa yang menjadi tanggung jawab kami. Misalnya kami harus memberikan rekomendasi, akan kami keluarkan. Karena sejauh yang saya ketahui, untuk kasus [MotoGP] Mandalika ini ada kabar bagus yaitu murni pendekatan komersial. Dan bahkan lebih khusus lagi, pendekatannya lebih banyak di pariwisata," kata dia.
Gatot berharap dengan digelarnya MotoGP di Indonesia bakal memantik pebalap nasional untuk ikut andil.
"Jadi mumpung nanti Indonesia ada kesempatan untuk balapan MotoGP, inilah manfaatnya Indonesia bisa memasukkan beberapa nama (pebalap nasional). Tuan rumah itu di klausul yang ada di Internasional Federation Motorcyling, negara yang jadi tuan rumah diberi hak atau ada kelebihan dalam jumlah pesertanya," ujar Gatot.
"Bakal buat Tim Indonesia? Klausul ketentuannya berbeda, lebih berat di MotoGP. Makanya lebih bergengsi dan populer di MotoGP. Untuk kami menjadi tuan rumah MXGP lebih gampang, tapi (tuan rumah) MotoGP susahnya minta ampun. Buktinya kemarin kami tersandung-sandung, gagal-gagal melulu."
(mcy/mrp)