Rudy diarahkan oleh orang orang tuanya untuk menekuni bulutangkis. Sang ayah, Zulkarnain Kurniawan berharap besar, Rudy bisa mengharumkan nama Indonesia dari olahraga itu.
Ayahnya, terpikat sukses Tan Joe Hok, orang Indonesia yang menjadi juara All England 1959. Zulkarnain bukan atlet. Ayah Rudy itu hobi bulutangkis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harapannya terkabul. Rudy menjadi juara All England pada 1968 saat masih berusia 18 tahun.
"Bekal fisik itu memang sudah diatur dari keluarga. Saat saya berusia delapan atau sembilan, pas ayah saya senang melihat Indonesia juara Piala Thomas dan Tan Joe Hok kemudian juara di All England 1959, setiap pagi mulai pukul 05.00, saya lari, pokoknya ngukur jalanan di Surabaya itu sejauh 10 km," kata Rudy,
"Kalau hujan ya enggak ada libur. Kalau hujan saya lompat tali satu jam. Ayah saya enggak ada kompromi. Kalau enggak latihan, namanya cambuk itu jalan," ujar dia.
"Apakah itu berat? Enggak berat. Buktinya saya jadi juara. Cuma sapi atau kerbau yang bilang kalau berat. Orang tua itu mendidik disiplin. .Kalau harus latihan ya latihan, saatnya bangun ya bangun. Akhirnya, disiplin itu menjadi kebiasaan. Apakah saya mengorbankan masa remaja, ya tidak. Ini disiplin namanya," Rudy menegaskan.
Selain menjadi juara All England, Rudy juga menjadi juara dunia pada 1980. Dia juga mengangkat trofi Piala Thomas sebanyak empat kali.